Baca juga yaa.. (Ada Apa dengan Rainy Amanda?)
Holaaa...
Setelah kemarin kita bertanya-tanya Ada Apa dengan Rainy Amanda?, nah sekarang saatnya kita Mengenal Cinta yang Rumit bersama mbak Irene Dyah.
Udah
kenal kan yaa sama mbak Irene? Udah
tau kan buku karya mbak Irene? Yang belum kenalan, kenalan dulu yuk sama mbak Irene . Buat yang udah kenal, akan lebih mengenal dan jatuh cinta
dengan karya-karyanya.. Ho.. ho.. ho..
Oke, simak yuk acara Bincang Santai bareng mbak Irene..
Hallo, Mbak Irene, apa kabarnya? Waaahhh, lagi sibuk apa nih sekarang?
Halo Princess..
Selain itu, sambilannya,
sekarang saya sedang proses akhir Love In Blue City (bentar lagi turun
cetak insya Allah), mengerjakan buku kolase foto-foto masjid di
nusantara, dan terus menulis artikel parenting / gaya hidup di majalah..
Kesibukan utamanya teteup kok, yaitu jadi penjinak
singa kecil (umur 7&5thn), singa gede (39 thn yg udah bisa disuruh
cari duit sendiri), dan singa-singaan (alias seekor kucing jantan yang
agak-agak melow)
Ehm, Mbak Irene, maaf yaa, ganggu waktunya sebentar. Boleh nanya-nanya kan, mbak? Ehm, Mbak Irene, kalau boleh tau nih, hobi menulis itu sejak kapan sih? Ceritain dong, Mbak Irene, awal mula naskahnya diterbitkan sama penerbit Gramedia?
Saya dari kecil sudah suka menulis, pertama kali tulisan dimuat di
majalah waktu masih SD kelas 4 kalau nggak salah, berupa puisi di
majalah lokal. Lalu waktu SMP, tulisan dimuat di majalah Hai.. Sejak
saat itu makin rajin kirim tulisan ke majalah.
Adakah cerita di balik penulisan setiap karya Mbak Irene tersebut? Ada tantangan/kesulitan tersendiri nggak? Kalau ada, di cerita apa, bab berapa?
Nah, lalu tentang menulis novel, itu lain lagi ceritanya.
Sejak
suami mulai dipindah-pindahkan tugasnya, saya akhirnya berhenti dari
pekerjaan saya sebagai Public Relation Toyota. Kami menetap di Bangkok
dan di Tokyo waktu itu.
Selama berpindah, saya tetap aktif
nulis untuk majalah dan jadi kontributor banyak majalah nasional,
termasuk jadi penulis tetap untuk inflight magazine Tiger Airlines
(waktu itu saya penulis untuk area Thailand).
Karena
doyan eksis, beberapa kali saya posting di FB tentang tulisan saya di
majalah ini itu. Terus, ada kawan suami yang lihat. Dia ini traveller
dan juga penulis buku travelling. Lalu dia menyarankan, agar saya
mencoba menulis buku travelling.
Saya pun mencoba. Dan mengimkan ke penerbit. Dan ..... jeng jeng jeeng ..... DITOLAK.
Tapi,
editor buku travelling itu bertanya, apakah saya punya naskah novel
islami, karena kebetulan penerbit sedang mencari naskah novel islami yg
'ringan' ..
Sebetulnya saya nggak punya naskah utuh :P
Jadi saya bilang jujur : punya, hanya belum selesai.
Dari situ, saya ngebut membuat sinopsis dan merapikan naskah novel saya. Lalu dikirimkan, dan alhamdulillah diterima.
Naskah
pertama itu sudah terbit dengan judul Tiga Cara Mencinta. Tema utamanya
tentang pernikahan dengan mualaf, dan sang istri yang bermain api
karena kecepian suaminya cibuk melulu..
Begitu.
Semua
terlihat seperti kebetulan yang beruntun memang. Kebetulan saya posting
di FB, kebetulan ada yg melihat, kebetulan penerbit cari naskah islami,
kebetulan saya punya tabungan naskah islami, dst.
Tapi saya
percaya, tidak ada kebetulan yg murni sebuah kebetulan di dunia ini.
Semua sudah dirancang oleh-Nya bukan? Jadi 'kebetulan' yang beruntun itu
pasti membawa pada sesuatu..
Jadi bila
kebetulan di sebelahmu duduk cowok ganteng dan santun, lalu kebetulan
dia mengajakmu ngobrol ... Bisa jadi 'kebetulan' itu membawa kalian pada
sesuatu..
Ehm..
Kalau boleh tau nih, ada alasan khusus nggak, Mbak Irene memilih judul dari
setiap novel Mbak Irene dalam bahasa Indonesia atau Inggris? Kemudian bisa
diceritain nggak, kenapa Mbak Irene memilih genre romance di setiap karya Mbak Irene?
Kayaknya tidak secara khusus ambil bahasa Indonesia atau Inggris..
Mengalir saja sesuai kebutuhan, insting, atau hasil diskusi dengan
editor hehe..
Dan tentang genre, sebetulnya
tidak melulu romance ya.. Saya juga menerbitkan buku nonfiksi Meniti
Cahaya, tentang suka duka para muslimah Indonesia yang tinggal di 8
penjuru dunia..
Tapi memang genre romance yang membuat saya
paling nyaman. Kalau nonton film juga saya suka genre ini. Saya suka
banget Notting Hill dan Breakfast at Tiffany :)Adakah cerita di balik penulisan setiap karya Mbak Irene tersebut? Ada tantangan/kesulitan tersendiri nggak? Kalau ada, di cerita apa, bab berapa?
Iya.. Setiap karya pasti punya story behind the scene yang berbeda-beda :)
Love
in Marrakech misalnya, saya bereksperimen dengan POV (point of view)
berpindah-pindah antara Nada dan Haykal. Ini seru dan menantang. Karena
keduanya memiliki karakter bertolak belakang. Saya sangat menikmati saat
'masuk' ke karakter Haykal .. Dia ini bengal, lucu, dan jahil, tapi
suka mendadak melow nggak jelas tiap kali dijutekin Nada.
Saya paling suka bab yang bercerita saat Nada memusuhi Haykal di dalam mobil travel dari Sahara ke Marrakesh.
Untuk buku berikutnya, Love In Blue City, saya kasih bocoran dikit ya.
Buku ini membuat saya 'menemukan' begitu banyaknya variasi warna biru.
Awalnya, saya browsing internet karena pengin mendeskripsikan warna-warna biru di Blue City.
Lalu
saya terpana. Ternyata ada banyak sekali color shade untuk warna biru,
dan semua ada nama serta rumus proporsinya. Padahal itu baru satu warna
pokok lho (biru). Ada powder blue, baby blue, navy blue, dll.
Penemuan ini memberikan ide gimmick baru dalam novel Love in Blue City.
(bagi yang belum tahu, Blue City ini nama aslinya adalah Chefchaouen, terletak di Maroko)
Seperti
itu, jadi tiap menulis karya baru, saya pun belajar hal baru, dan dari
sana kadang berkembang ide-ide segar yang juga baru :)
Cerita / Novel yang manakah yang favorit atau difavoritin sama Mbak Irene? Apa alasannya?
Tiap novel punya ikatan emosional sendiri-sendiri.. Jadi sulit memutuskan satu yang paling saya suka.
1)
Saya sangat suka konflik yang diangkat dalan Tiga Cara Mencinta dan Dua
Negeri Sakura.. Konfliknya unik dan tidak klise. Belum banyak diulas
novel-novel kita.
2) Saya suka penokohan dalam Wheels and
Heels karena tiap karakternya kuat. Ada Nico yang glamour dan witty tapi
setia kawan, Abby yang perayu, Aidan yang cowok idaman banget tapi
culun minta ampun. Coba, berapa banyak sih cowok yang mau menyeberangi
banjir antar sembako, kemudian ngepelin rumah hanya buat pedekate?
3)
Saya suka jalinan percakapan dalam Love In Marrakech, yang ngalir
banget dan kocak. Saya suka cekikikan tiap kali baca ulang (pdhl yang
nulis ya saya sendiri.. ;P )
4) Saya suka keunikan plot pada
Complicated Thing Called Love yang intronya panjang tapi bikin baper,
juga jatuh cinta pada gagasan mencantumkan foto-foto setting tempat
yang keren serta quote yang cantik-cantik itu..
Apakah setiap kali Mbak Irene menulis cerita selalu disertai dengan riset? Biasanya membutuhkan waktu berapa lama?
Tidak selalu riset.
Apakah Mbak Irene ingin mencoba sesuatu yang baru selain genre romance?
Sampai saat ini, semua novel saya
yang sudah terbit selain Love In Marrakech, saya tulis hampir tanpa
riset. Karena isinya berdasarkan pengalaman pribadi atau setting yang
pernah dekat dengan kehidupan saya. Juga tempat yang sudah pernah saya
kunjungi. Jadi tidak memerlukan riset yang terlalu berat.
Untuk Love In Marrakech, total riset dengan penulisan sekitar 1,5 - 2 bln..
Riset
memang penting ya, untuk menguatkan cerita. Dan mutlak perlu, karena
saya tidak ingin membohongi pembaca-pembaca saya yang cerdas dan kece
dengan fakta-fakta yang salah.
Namun, balik lagi pada konsep
karya kita. Riset ini untuk buku travelling, tulisan non fiksi, buku
sejarah, atau novel..? Kalau untuk novel, kekuatan utamanya pada
imajinasi, jalan cerita. Jadi hasil riset tentang tempat/waktu/profesi
dll itu lebih berfungsi untuk menguatkan.
Ada rencana nggak dalam waktu dekat ini akan ada karya Mbak Irene yang
terbit lagi? Kasih bocorannya donggg. Atau ada rencana lain di dalam
karir kepenulisan Mbak Irene?
Novel yang insya Allah terbit pada Mei adalah Love in Blue City.
Di luar menulis buku, saya bantu teman untuk jadi writing coach juga :)
Bercerita
tentang pertemuan tokoh utama dengan seorang gadis campuran
Eropa-Maroko, yang sangat ingin mendalami Islam (agama mendiang ibunya).
Masalahnya, gadis ini pula yang berpotensi memporakporandakan
rencana-rencana cantik dalam hidup sang tokoh utama.
Selain
itu, akan ada buku kolase foto-foto masjid indah dan unik koleksi suami
saya. Saya yakin buku ini bakal jadi teman seru untuk berwisata religi
selama Ramadhan ..
Apakah Mbak Irene ingin mencoba sesuatu yang baru selain genre romance?
Saya pengin menulis buku anak-anak..
Untuk cerita Mbak Irene yang mungkin masih tersimpan rapi di laptop, apakah ada rencana akan dilanjutkan kemudian dibukukan?
Menurut Mbak Irene sendiri, blogger buku itu penting nggak sih, dalam karir kepenulisan Mbak Irene saat ini?
Tapi ternyata, menulis buku yg mudah dipahami anak itu ternyata justru nggak mudah bagi orang dewasa seperti kita...
Mungkin, buat yang belum tau mengenai karya Mbak Irene, bisa diceritain sedikit mbak, mengenai karya-karya Mbak Irene?
(( di atas tadi saya sudah ceritakan beberapa ya, sepertinya cukup ? Gimana? ))
Untuk cerita Mbak Irene yang mungkin masih tersimpan rapi di laptop, apakah ada rencana akan dilanjutkan kemudian dibukukan?
Nah, cadangan naskah yang masih tersimpan itu adalah calon buku anak-anak..
Isinya catatan-catatan lucu tentang dua anak saya Tristan dan Rui.
Tiap
kali saya tulis di FB, banyak sekali yang suka dan komentar. Jadi saya
pikir, mestinya bisa dibukukan mirip buku harian gitu...
Saya
berencana melengkapinya dengan ilustrasi manis seperti buku-buku Astrid
Lindgren jaman dulu.. Tapi masih mencari-cari format yang tepat.Menurut Mbak Irene sendiri, blogger buku itu penting nggak sih, dalam karir kepenulisan Mbak Irene saat ini?
Sangat penting.
Saya menganggap blogger buku sebagai partner, rekan kerja.
Barangkali dari luar yang tampak adalah kerja sama penulis dan blogger pada saat promo buku saja.
Tapi
bagi saya lebih dari itu. Saya SANGAT MEMPERHATIKAN review dan masukan
dari para blogger. Kenapa? Karena mereka membaca banyak buku, tahu cara
mengomentarinya, dan memiliki opini obyektif. Bobotnya berbeda dengan
opini dari teman dekat atau pihak penerbit.
Selain
dari review, secara japri saya lumayan sering menanyakan pendapat
blogger tentang plot, cover, atau karakter. Baik untuk buku yg sudah
maupun belum terbit.
Untuk promo pun, saya sering berdiskusi
dengan blogger yang jadi host-nya.. Jadi tidak sembarang asal pasang
kuis dan tebar-tebar buku.
Mereka adalah sosok yang menjadi 'jembatan' antara saya dengan para pembaca.
Terima kasih blogger buku **cup cup**
Yang terakhir ya, Mbak Irene. Ada pesan nggak untuk para pembaca setia novel Mbak Irene? Dan juga untuk para blogger buku
Yang terutama tentu saja ucapan terima kasih, karena telah berkenan membaca buku saya dari sekian banyak buku yang ada..
Setiap
buku saya (dan buku-buku penulis lain pastinya) ditulis dengan kerja
keras, waktu yang tidak singkat, berlapis-lapis doa, juga tanggung jawab
moral yang tidak sedikit dari penulisnya.
Karena tulisan
itu sebetulnya adalah sebuah karya seni, tentu saja ada urusan SELERA
yang main di sini, yang membuat kita suka atau kurang suka pada sebuah
buku.
Namun apapun itu, mari kita hargai dan cintai..
Beropini namun jangan sampai mencela. Jangan membeli buku bajakan. Serta
cara-cara positif lainnya..
Semoga buku-buku saya selalu dapat membuat kalian semua terhibur, dan memetik sedikit pesan moral maupun ilmu di dalamnya :)
Enjoy your books, and lets keep falling love :)
***
Gimana
bincang santai Peek A Book bareng mbak Irene Dyah? Asyik
kan?
Seru banget kan? Jadi, tambah bikin nggak sabar menanti karya
selanjutnya, lagi dan lagi. Kira-kira apakah karya selanjutnya sesuai
dengan apa yang mbak Irene Dyah cita-citakan? Hmm.. Kita tunggu saja
tanggal mainnya.
Makasih
banyak, mbak Irene Dyah, sudah bersedia meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang santai sama Peek A Book. Semoga dengan ini bisa menjadikan
kita makin akrab yaa, mbak *akrab, catet*. Hi.. hi.. hi..
Untuk karya dari Irene Dyah yang sudah terbit adalah :
Asyikkk, kelar sudah bincang santai Peek A Book bersama dengan Irene Dyah. Diantara karya-karya Irene Dyah di atas, manakah yang sudah kalian baca? Don't go anywhere, tetap stay tune yaaa di blog Peek A Book.
***
Bincang santai ini menjadi pilihan dari Peek A Book untuk ikut meramaikan postingan di blog ini. Semoga dengan adanya postingan ini, semakin menambah pertemanan di antara para blogger dan penulis yaaa..
***
Tentang Irene Dyah :
Irene Dyah Respati atau akrab disapa Irene Dyah ini adalah seorang ibu rumah tangga. Lahir di Surakarta pada 27 Oktober. Memiliki kegiatan selain menjadi ibu rumah tangga, antara lain menjadi seorang penulis lepas, novelis, writing coach dan translator Bahasa Jepang - Indonesia.
No comments:
Post a Comment
Feel free to leave comments ya :)
Any comments about anything, except SPAM is welcome.
Thank you for visiting, sobat! :)