Purple Eyes - Prisca Primasari | Book Review + GA

Judul Buku : Purple Eyes

Penulis : Prisca Primasari

Penerbit : Penerbit Inari

ISBN : 9786027432208  

And the synopsis..

"Karena terkadang,
tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi."

Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.

Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.

Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.

Here we go..

Kerinduan. Rasa kehilangan. Kesadaran akan sesuatu yang menyakitkan

Purple Eyes ini bercerita mengenai kehidupan seorang pemuda bernama Ivarr Amundsen. Kehidupan Ivarr setelah kematian adiknya. Adalah dewa kematian bernama Hades dan asistennya Lyre yang merasakan penasaran teramat sangat akan kasus kematian yang terjadi akhir-akhir ini di dunia manusia, tepatnya di Troindhem, Norwegia. 

Kalau kau tidak suka, jangan memberi harapan. Kau sama saja menyakiti mereka

Kemudian Hades ditugaskan ke bumi untuk menyelidiki kasus kematian tersebut. Bersama asistennya yang telah menemaninya selama 120 tahun, mereka berangkat menuju Troindhem, Norwegia. Di bumi manusia, mereka menjelma menjadi Halstein dan Solveig. Tujuan mereka satu, mendatangi Ivarr Amundsen.

Kedatangan Hades - Halstein dan Lyre - Solveig kepada Ivarr tentu saja untuk memesan souvenir yang memang dibuat oleh perusahaan Ivarr. Tapi, sebenarnya ada tujuan lain, yang hanya diketahui oleh Halstein.  

Orang menangis karena kehilangan itu wajar. Yang tidak wajar adalah kalau dia tidak menangis. Lebih tidak wajar lagi kalau tidak merasa sedih

Oleh Halstein, Solveig diberikan tugas khusus, yaitu mendekati Ivarr. Solveig hanya menuruti saja perintah Halstein, walaupun dia sendiri tak mengerti dan merasakan kebosanan yang teramat sangat. Namun, demi tugas dari sang dewa, dilaksanakannya juga. Halstein hanya memintanya untuk membangkitkan perasaan Ivarr yang sudah lama mati. 

 Karena terkadang, tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi

 

Tapi, ada satu hal yang tak pernah diperkirakan oleh Halstein maupun Solveig dalam rencana mereka, tidak, tepatnya dalam rencana Halstein. Rasa cinta. Padahal Solveig tahu jelas dan pasti jika dunia mereka berbeda. Sedangkan Halstein teramat sangat menginginkan Ivarr dalam rencananya kali ini.

Bagaimana kisah akhir Solveig dan Ivarr? Bagaimana akhir dari kisah si pembunuh berantai? Temukan jawabannya hanya di Purple Eyes.

Ciuman bagi saya berarti janji pernikahan, apalagi kalau dilakukan di bawah mistletoe

Pertama kali membaca karya Prisca Primasari dan luar biasa banget ceritanya. Gaya bahasanya baku tapi enak banget dibaca. Pilihan katanya juga pas dan membuat jatuh cinta di setiap kalimat yang ditulisnya.

Awalnya, aku nggak memiliki bayangan apapun tentang novel ini. Hanya tahu judulnya saja dan melihat covernya. Tapi, begitu tahu novel ini tipis tapi isinya benar-benar berbobot banget. Kisah yang diangkat pun menarik hati. Antara fiksi dan mitos. 

Terkadang, ada sesuatu yang perlu dikorbankan. Demi tujuan yang lebih baik

Disini kita bisa belajar mengenai sebuah perasaan. Dalam perjalanannya ke Troindhem, Norwegia, Solveig tak memiliki bayangan apapun mengenai Ivarr. Namun, seiring berjalannya waktu serta pertemuan-pertemuan yang singkat namun berkesan, Solveig jadi bisa meraba siapa Ivarr sebenarnya. Bagaimana perasaan Ivarr. Perjalanan Solveig dalam menggali perasaan Ivarr tak mudah, tapi disinilah letak perjuangannya. 

Solveig menggali perasaan Ivarr melalui jalan-jalan singkat, berbicara mengenai makhluk mitos atau legenda seperti Fossegrim dan Kelpie. Tentang kesukaan Ivarr, tentang keluarga. Adegan demi adegan tergambar secara natural, tak berlebihan dan tak terkesan dipaksakan. Semuanya indah. Setting tempatnya pun luar biasa indah. 

Semua emosi bercampur menjadi satu disini. Ada kesedihan yang dibalut dengan kebahagiaan. Ada suasana magis yang kuat tergambar di novel ini. Benar-benar kuat dan tertulis dengan apik di setiap cerita. Ada canda yang berbalut duka yang tergambar disini, yaitu saat Hades / Halstein bercanda dengan Lyre / Solveig. 

Tapi, sering kali, lebih baik merasa sakit, daripada tidak bisa merasa sama sekali 

Karakter dalam novel Purple Eyes ini begitu kuat. Terutama karakter favoritku yang kedua di novel ini, Ivarr. Ivarr adalah sesosok pria yang dingin, tak tersentuh, merasakan ketakutan akan kehilangan sehingga membuat dirinya membentuk perlindungan untuk dirinya sendiri. Kehadiran Solveig dalam kehidupannya perlahan dan lambat laun mengubah karakter Ivarr. Perubahan yang bikin dag dig dug jantungku seperti genderang mau perang. Bikin penasaran banget dari awal baca sampai akhir. Adegannya bikin aku langsung meleleh seketika. 

Karakter favoritku ada pada Solveig. Seorang gadis yang memiliki daya imajinasi tinggi, memiliki semangat yang tinggi, setia kawan, ceria, dan tak jarang suka sekali mendebat sesuatu. Jarang menemui sesosok gadis seperti Solveig di dunia nyata ini. 

Membenci itu sangat melelahkan, bahkan lebih menguras emosi daripada merasa sedih

Penasaran setengah mati akan misi Hades melibatkan Ivarr dalam rencananya. Menebak ini itu, tapi tetap aja salah sampai di akhir cerita. Prisca benar-benar cerdik dalam menuliskan cerita ini. Memberikan clue hanya sepenggal-sepenggal sehingga membuat aku dirundung rasa penasaran yang teramat sangat. 

Overall, jika kamu mencari kisah romance dibalut dengan mitos, bacalah Purple Eyes. Karena kisahnya benar-benar terangkum dengan sangat indah, apik, dan cantik serta cara eksekusi akhirnya pun dituntaskan tanpa berlebihan. Dan, jujur aja, aku benar-benar jatuh cinta sama Purple Eyes.

Tidak ada salahnya memiliki harapan, baik ketika hidup maupun setelah mati

 

===== GIVEAWAY TIME =====

 

Udah baca review aku kan tentang Purple Eyes? Makin penasaran kan sama ceritanya? Tenang... Aku punya 1 eksemplar novel Purple Eyes persembahan Penerbit Inari lho buat kamu.. Kamu mau? Caranya gampang banget lho..

1. Domisili atau memiliki alamat pengiriman di Indonesia

2. Follow akun twitter @penerbitinari, @priscaprimasari, dan @princessashr

3. Share link postingan ini di akun social media yang kamu punya, jangan lupa sertakan hashtag #GAPurpleEyes, jangan lupa mention ketiga akun diatas yaa

4. Jawab pertanyaan di bawah ini di kolom komentar, sertakan Nama | Domisili | Link Share | Akun Twitter

Karena novel ini bercerita tentang Purple alias warna Ungu, aku pingin kamu deskripsikan warna ungu menurut kamu dan alasannya. Boleh memakai alasan yang lucu, serius, terserah kamu.

Contoh : Menurut aku, warna ungu itu cantik karena kalau aku memakai warna ungu, aura kecantikanku terpampang nyata. 

Giveaway ini berlangsung dua hari, dan akan ditutup besok, 26 Mei 2016 jam 23:59 WIB. Pengumuman akan diumumkan tanggal 28 Mei 2016. So, selamat mengikuti dan good luck yaa..

Karena ini pemberhentian terakhir dari Review + GA Purple Eyes, maka, aku dan teman-temanku, Nurina Kendeng Panali, Dion Yulianto, Hanifah, Wardah mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Inari dan Mbak Prisca Primasari atas kerjasamanya selama beberapa hari ini. Semoga makin sukses untuk kalian semua. Mohon maaf jika banyak kekurangan selama Review + GA Purple Eyes ini. Semoga ke depannya kerjasama ini akan berlangsung dengan baik yaa.. Terima kasih banyak..