Holaaa...
Setelah kemarin kita Naik Pesawat ditemani Captain Azka bareng Cynthia, and now it's time for Jalan-jalan di Bandung sambil ngelist Playlist bareng
Erlin Natawiria.
Udah kenal belum nih sama kak Erlin?
Udah tau kan buku karya kak Erlin? Yang belum kenalan, kenalan dulu yuk sama kak
Erlin. Buat yang udah kenal, akan lebih mengenal dan jatuh cinta dengan
karya-karyanya.. Ho.. ho.. ho..
Oke, simak yuk acara Bincang Santai
bareng kak Erlin..
Hallo, kak Erlin, apa kabarnya? Waaahhh, lagi
sibuk apa nih sekarang, mbak?
Halooo, alhamdulillah sehat walafiat. Sekarang
selain menulis novel, aku juga bekerja sebagai freelance content writer.
Ehm, kak Erlin, maaf yaa, ganggu waktunya
sebentar. Boleh nanya-nanya kan, mbak? Ehm, kak Erlin, kalau boleh tau
nih, hobi menulis itu sejak kapan sih, mbak?
Boleeeh. Aku suka menulis sejak SD, tapi waktu itu
masih sekadar hobi. Baru waktu SMA, aku mulai serius menggeluti dunia
tulis-menulis dan makin aktif di bangku kuliah karena ambil jurusan Sastra
Inggris.
Bisa diceritain nggak, mbak, kenapa kak
Erlin, memilih genre romance dalam setiap karya mbakak? Tertarik untuk
mengambil genre lain, mbak, mungkin?
Nah, sebenarnya sebelum memutuskan buat ambil genre romance, aku sempat menulis cerita
horor/thriller dan fantasi. Tapi aku
merasa kurang sreg meski suka baca
buku-buku dari dua genre tadi. Aku
akhirnya menulis romance karena
selain mudah diterima pembaca, aku juga tidak menemukan banyak kesulitan saat
menggodok ceritanya.
Aku selalu tertarik untuk mencoba genre lain dan kadang pengin balik lagi
ke horor atau fantasi. Cuma sejauh ini, aku masih ingin mengembangkan
kemampuanku di romance atau drama.
Adakah cerita di balik penulisan semua
karya kak Erlin tersebut? Ada tantangan/kesulitan tersendiri nggak, mbak?
Kalau ada, di cerita apa, bab berapa, mbak?
Untuk
tantangan/kesulitan pasti selalu ada. Misalnya di The Playlist, aku cukup kesulitan buat memulai ceritanya karena aku
baru menyelesaikan skripsi. Jadi gaya tulisan di draf awalnya masih kaku dan terkesan
kayak jurnal ilmiah. Hambatan lain yang sering aku temukan saat menulis adalah
deskripsi, entah buat tokoh atau tempat. Kadang masih malas buat menggambarkan
karakter atau benda di cerita, tapi aku berusaha buat menghilangkan kebiasaan
itu sekarang.
Kak Erlin, apakah setiap kali kak Erlin menulis
cerita selalu disertai dengan riset? Biasanya waktu yang dibutuhkan itu berapa
lama, mbak?
Buatku, riset itu penting meski cuma buat tempat
yang muncul dalam satu kalimat. Aku tidak pernah mematok waktu buat riset,
karena sebenarnya riset bisa dilakukan sambil menulis atau menyunting
ceritanya. Asalkan jangan sampai lupa menulis cerita gara-gara keasyikan riset,
hehe.
Ada rencana nggak, kak Erlin, setelah The Playlist, akan ada karya terbaru kak
Erlin yang akan terbit dalam waktu dekat ini? Atau ada rencana lain di
dalam karir kepenulisan kak Erlin?
Kebetulan aku baru menyelesaikan naskah dan sedang
masuk tahap revisi. Ceritanya agak berbeda dari The Playlist, karena kali ini aku bermain di genre domestic drama. Sebenarnya aku pengin cerita banyak tentang
proyek ini, tapi belum dikasih izin sama penerbit. Jadi, kita tunggu tanggal
mainnya, ya.
Mungkin, buat yang belum tau mengenai karya kak Erlin, bisa
diceritain sedikit mbakak, mengenai karya-karya mbak secara singkat?
dan Nathan di Athena, Yunani.
Mereka awalnya hanya jadi partner traveling,
tapi ternyata masa lalu mereka yang saling berkaitan malah membawa mereka ke
petualangan lain yang melibatkan perasaan.
Sementara The Playlist (Grasindo, 2016), menceritakan Winona, food writer yang punya kebiasaan menilai
musik latar di tempat-tempat makan. Sampai satu hari, Winona harus melakukan
liputan ke No. 46—satu tempat makan yang ternyata tidak memutar musik latar
sama sekali. Masalah Winona bahkan bertambah panjang saat dia berurusan dengan
pemilik No. 46, Aries.
Menurut kak Erlin sendiri, blogger buku itu penting
nggak sih, mbak, dalam karir kepenulisan kak Erlin saat ini?
Keberadaan blogger buku menurutku sangat membantu penulis buat mempromosikan
karya mereka. Jujur, sih, ini kali pertama aku bikin blog tour, tapi aku sudah lama memperhatikan sebagian blogger buku dan konsep yang mereka buat
untuk promosi di media sosial. Menurutku, blogger
buku bisa jadi jembatan antara penerbit/penulis dengan pembaca. Apalagi
kalau konsepnya matang dan masing-masing pihak bisa menjalin kerja sama yang
baik.
Yang terakhir ya, kak Erlin. Ada pesan nggak untuk
para pembaca setia novel kak Erlin? Dan juga untuk para blogger buku,
mbak?
Aku selalu menganggap para pembaca sebagai pahlawan untuk
penulis. Kadang feedback seperti
komentar atau ulasan bisa jadi moodboaster
kalau aku lagi jenuh menulis. Jadi, untuk pembaca—termasuk para blogger buku yang sudah meluangkan
waktunya buat membaca dan mengulas karya kami—aku, untuk yang kesekian kalinya,
haturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Mungkin tanpa kalian, dunia
tulis-menulis di Indonesia juga tidak akan meriah seperti sekarang.
***
Gimana bincang santai Peek
A Book bareng kak Erlin? Asyik kan? Seru banget kan? Jadi, tambah bikin
nggak sabar menanti karya selanjutnya, lagi dan lagi. Kira-kira apakah karya
selanjutnya sesuai dengan apa yang kak Erlin cita-citakan? Hmm.. Kita tunggu
saja tanggal mainnya.
Makasih banyak, kak Erlin, sudah
bersedia meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang santai sama Peek A
Book. Semoga dengan ini bisa menjadikan kita makin akrab yaa, mbak *akrab, catet*. Hi.. hi.. hi..
Untuk
karya dari Erlin yang sudah terbit adalah :
Asyikkk, kelar sudah bincang santai Peek
A Book bersama dengan Erlin. Sudah punya karya Erlin di atas? Belum? Yuk,
buruan koleksi karya-karya Erlin tersebut. Don't go anywhere, tetap stay
tune yaaa di blog Peek A Book.
***
Bincang santai ini menjadi pilihan dari Peek A Book
untuk ikut meramaikan postingan di blog ini. Semoga dengan adanya
postingan ini, semakin menambah pertemanan di antara para blogger dan penulis
yaaa..
***
Tentang
Erlin :
Lahir dan
menetap di Bandung. Bekerja sebagai penulis konten paruh waktu. Menulis sambil
ditemani kopi dan musik. Penggemar warna biru, ramen, dan Aaron Marsh. Masih
nonton konser selama yang main musisi favoritnya. Mengisi waktu luangnya dengan
membaca buku dan webcomic atau wisata
kuliner.
The Playlist adalah novel keduanya setelah ATHENA: Eureka! (2013).
Kamu bisa menemukan kesehariannya di Blog | Twitter
Like this story, so much. And I'll be kind to waiting Night with Aries, hahahhaa
ReplyDelete