Penulis
: Nurhasanah
Penerbit
: Elex Media Komputindo
ISBN
: 9786020293639
And the blurb..
"Aku butuh bedak. Dan gincu, ” gumam Sri.
Bawon menggulingkan badannya hingga bisa menatap mbakyunya yang masih mematut-matut diri di depan cermin lemari.
“Emakku tidak cantik, ya? ” tanya Bawon.
“Tidak tahu. Jangan ingat-ingat emakmu, apalagi bapakmu. Orang gila mereka."
Bawon dan Sri,
kakak-beradik yang ingin bertukar peran.
Lahir dan tumbuh dalam keluarga papa
di sebuah kampung.Gerimis yang menyaput
pagi mereka,akankah mengundang pelangi?
Atau badai?
Bawon menggulingkan badannya hingga bisa menatap mbakyunya yang masih mematut-matut diri di depan cermin lemari.
“Emakku tidak cantik, ya? ” tanya Bawon.
“Tidak tahu. Jangan ingat-ingat emakmu, apalagi bapakmu. Orang gila mereka."
Bawon dan Sri,
kakak-beradik yang ingin bertukar peran.
Lahir dan tumbuh dalam keluarga papa
di sebuah kampung.Gerimis yang menyaput
pagi mereka,akankah mengundang pelangi?
Atau badai?
Here we go..
Tidak boleh makan telur itu kalau
bapakku belum makan
Pagi Gerimis, menceritakan tentang kehidupan Bawon yang
memiliki banyak kekurangan dan menjadi bahan ejekan setiap orang. Bawon yang
cengeng namun memilik teman yang berjumlah 4. Bawon yang merasa dirinya tak
cantik, tak pintar, terkadang selalu iri dengan kakaknya, Yu Sri dan Mas Udin.
Pertemuannya dengan Darwati mengubah hidup Bawon. Bawon
merengek minta sekolah kepada emaknya. Setelah dituruti, Bawon menjadi amat
sangat bersemangat. Teman pertamanya dan sebangkunya adalah Endang, anak Lurah.
Endang yang cantik dan pintar membuat Bawon merasakan iri.
Ada satu rahasia yang tak diketahui Bawon mengenai asal
usulnya. Orang-orang selalu mengatakan jika Bawon tak mirip dengan Emak dan
Bapaknya. Bawon penasaran. Tapi selalu urung menanyakannya. Emaknya juga
menghindar jika ditanya mengenai hal tersebut.
Beralih ke Sri yang mendapatkan banyak masalah. Sri yang
hampir diperkosa orang, merindukan lelaki pujaannya, dan Sri merindukan
Jakarta. Sri terkadang merasa sedih, jika sudah membuat dan menyakiti hati
Bapaknya. Contohnya saat ada lelaki yang menolongnya mengatakan kalau Sri
adalah Calon Lonte, Sri tak bisa membayangkan semarah apa Bapaknya.
Lalu bagaimana akhir kisah kehidupan Bawon dan Sri? Mampukah
mereka mengatasi kerasnya kehidupan yang datang menghampiri mereka?
Di Jakarta pasti banyak duit
Membaca novel ini bikin aku flashback dengan kejadian
beberapa tahun silam, saat masa-masa SD. Memang belum pernah mengalami hal yang
dialami oleh Bawon, namun setidaknya dari Bawon kita bisa belajar banyak hal. Apa
itu? Kewajaran dalam kehidupan. Antara sebel, gemes, keki, apalagi yaa, yang
bisa menggambarkan perasaanku saat membaca novel ini. Gemes dengan Bawon yang
cengeng, labil, nggak Pdan, nggak berani. Intinya sih, semua rasa tumpah ruah
menjadi satu disini. Penulisnya mampu merangkai kata demi kata menjadi kalimat
yang bikin pembacanya menjadi kesulitan buat berpaling sejenak saja dari novel
ini. Banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Tak hanya
tentang bagaimana menutup sebuah rahasia, tapi juga tentang bagaimana menjadi
diri sendiri, bagaimana bertahan hidup di tengah permasalahan yang datang,
bersosialisasi, bersahabat, kesabaran, dan keluarga.
Sosok Bawon sendiri yang diceritakan disini, membuat aku
sedikit terpana, membayangkan sosok Bawon kecil yang ingin sekolah
sampai-sampai harus mengemis dan menangis pada Emaknya. Kemudian saat dia
memiliki teman yang cantik, yang berbeda dengannya. Kadang kita pernah berada
di posisi Bawon, menginginkan sesuatu belum kesampaian dan kita tak sabar
akhirnya menjadi kecewa. Bedanya Bawon menunjukkan kekecewaannya, kemarahannya
dengan menangis.
Alah, buatku sih, yang penting
anakku pakai sarung yang benar. Kalau semua benar, nantinya juga benar
Dari Bawon, aku belajar banyak hal. Jika menginginkan
sesuatu, dan belum tentu bisa mendapatkanya, setidaknya kita tidak menaruh
harapan yang tinggi. Karena takutnya begitu kita menaruh harapan yang tinggi,
tak kesampaian, saat jatuh akan terasa sakit.
Dari Sri, aku belajar untuk bisa menerima jika ada
permasalahan, berusaha menyelesaikan bukan melarikan diri dari masalah. Apalagi
menutupinya. Berusaha menjadi teman yang baik untuk saudaranya. Memiliki mimpi
yang tinggi dan bertekad kuat untuk meraihnya.
Aku beneran sebel banget saat konfliknya benar-benar tak
hanya dari diri sendiri ataupun lingkungan luar, namun juga dari keluarga. Gimana
nggak gemes, kalau konfliknya malah datang dari kedua orang tuanya sendiri. Hastagah,
anak masih kecil kenapa diberi beban yang sedemikian kerasnya yaa. Walaupun pada
akhirnya orang tuanya tak membuat semakin panjang, tapi, hal tersebut malah
membuat anak menjadi merasa tak nyaman, betah tinggal bersama mereka.
Novel Pagi Gerimis ini benar-benar membuatku jatuh cinta.
Membuat aku membayangkan jika tinggal di sebuah desa dengan latar belakang
penduduknya sama seperti di Pagi Gerimis. Apalagi covernya yang menggambarkan
seorang gadis sedang muram (fyi, itu bukan aku lho yang jadi model covernya
*ditimpuk massal*). Semacam sketsa atau apa ini namanya yaa, lukisan? Yang
jelas kece abis iniiii.
Apa aku bakal jadi sintren? Karena
aku anak orang melarat
Aku suka dengan cara penulisnya mengenalkan sosok Bawon
dan Sri serta orang-orang di sekitar mereka berdua. Tak hanya sekilas dan tak
begitu detail, namun terasa pas banget. Kemudian cara penulisnya menuliskan konfliknya,
interaksi antar masing-masing tokoh, bikin tambah gemes banget.
Novel ini benar-benar komplit banget. Selain cerita
mengenai kehidupan orang-orang yang tinggal di satu desa, ada juga cerita
tentang keresahan seorang anak, ketidaknyamana, perjuangan. Dijamin deh, saat
kamu membaca novel ini, kamu akan langsung jatuh cinta. Jangan lupa, siapkan
camilan yaa.
Dan aku menunggu karya kamu selanjutnya yaa. Ditunggu
banget lhooo.
Aku juga pernah mencintai banyak
lelaki, tapi aku tidak pernah tidur dengan mereka
Kisahnya unik ya, dari namanya aja saya sempet bingung Bawon itu cewek apa cowok. Review ka asri membuat saya penasaran kisah Bawon dan Sri ini sepertinya complicated banget. Memang hidup di desa dengan keadaan yg pas-pas_an menuntut perjuangan yg keras. Jadi rindu masa kecil saya yg memang berasal dari desa kecil nun jauh di mata😦 tapi untungnya orangtua saya tak seperti emaknya Bawon😊
ReplyDeleteSepertinya menarik, jadi penasarn konflik apa yang sebenernya ada di buu ini? Sepertinya dari perjuangan Bawon dan Sri ada banyak hal yang bisa diambil hikmahnya untuk kita.
ReplyDelete