Penulis : Dwi Annisa
Penerbit : Griya Pustaka
Holaa..
Ketemu lagi dengan aku.. Adakah yang kangen dengan review cantik ala aku? Hihi.. Nah, berhubung aku bacanya pas ramadhan jadi ngga bisa cepet jadi deh reviewnya. Padahal dulu, biasanya paling lama 3 hari (kalau ngga males). Tapi, sekarang, menyesuaikan sama jadwal juga yaa. Lagi hectic kerjaan nihhhh.. Ada yang mau kasih info lowongan kerja ngga?
Nggak perlu lama-lama kali yaa. Setelah selesai publish pengumuman giveaway pertama dan masih menunggu komentar mengenai project pertama aku di blog juga habis publish cerita fantasy, sekarang lebih baik kita mulai reviewnya. Let's peek the review..
And the synopsis..
Surat wasiat yang ditinggalkan ibu angkatnya benar-benar diluar batas nalarnya. Lingga Andum harus menikahi lelaki pilihan ibunya, Dimas Prasetya yang tak lain adalah kakak angkatnya.
Mengapa ibunya membuat surat wasiat semacam itu? Dan bagaimana kehidupan keduanya setelah sebelumnya berstatus sebagai sepasang kakak adik dan kini harus berganti menjadi suami istri?
Lalu bagaimana dengan Faisal Fadi, kekasih Andum yang sangat mencintai gadis itu?
Atau Ariani, perempuan yang diam-diam mempunyai perasaan pada Dimas, sahabatnya.
Here we go..
Namun hidup adalah pilihan bukan? (BoY, hal. 23)
Biarlah takdir yang akan menyelesaikan semuanya (BoY, hal. 57)
Rasa yang tumbuh dalam hatinya semakin dalam dan semakin menginginkan suaminya (BoY, hal. 67)
Mungkin kamu emang laki-laki terbaik yang pernah aku kenal, tapi bukan berarti kita ditakdirkan bersama, bukan? (BoY, hal. 70)
Ketika cinta memikat, tak ada seorang pun yang bisa menghindar. Bahkan jika kita berusaha menolak, sang maha agung akan selalu mempunyai seribu satu cara untuk membuatnya menjadi lebih indah (BoY, hal. 94)
Karena ia ingin memperjuangkan apa yang sudah menjadi miliknya, dengan ataupun tanpa cinta suaminya (BoY, hal. 118)
Bahwa sikap Dimas masih bisa ia tolerir, bukan karena hatinya seluas samudera karena bagaimanapun dirinya hanya manusia biasa yang mempunyai rasa sakit hati, hanya saja mempermasalahkan hal kecil seperti ini tidak akan membuahkan apa-apa selain masalah besar yang akan menjadi pangkalnya (BoY, hal. 173)
Jika kamu enggak bisa lepasin aku, maka aku yang akan lepasin kamu Ar, bukan karena menganggap tak berarti persahabatan kita yang sudah terjalin lama, namun ada kalanya kita hanya punya satu pilihan untuk bahagia, yaitu melepaskan (BoY, hal. 200)
Ada kalanya kita hanya bisa memiliki orang yang kita cintai di dalam hati, tidak di dalam kehidupan nyata (BoY, hal. 202)
Mencintai seseorang selama itu bukan suatu kesalahan (BoY, hal. 210)
Terkadang dalam cinta butuh sebuah pengorbanan besar, namun pada akhirnya semua akan terbayar lunas ketika kita dapat meraih apa yang kita tuju. Mungkin akan ada begitu banyak badai yang siap menerjang, atau topan yang porak poranda, asalkan kita melewatinya bersama, saling bersandar, saling menguatkan, semua akan terlewati dengan mudah (BoY, hal. 211)
Namun hidup adalah pilihan bukan? (BoY, hal. 23)
Biarlah takdir yang akan menyelesaikan semuanya (BoY, hal. 57)
Rasa yang tumbuh dalam hatinya semakin dalam dan semakin menginginkan suaminya (BoY, hal. 67)
Mungkin kamu emang laki-laki terbaik yang pernah aku kenal, tapi bukan berarti kita ditakdirkan bersama, bukan? (BoY, hal. 70)
Ketika cinta memikat, tak ada seorang pun yang bisa menghindar. Bahkan jika kita berusaha menolak, sang maha agung akan selalu mempunyai seribu satu cara untuk membuatnya menjadi lebih indah (BoY, hal. 94)
Karena saat ini ia merasa sedang berada di rumahnya, rumah tempat dirinya pulang, rumah ternyaman yang pernah ia tinggali (BoY, hal. 107)
Karena ia ingin memperjuangkan apa yang sudah menjadi miliknya, dengan ataupun tanpa cinta suaminya (BoY, hal. 118)
Bahwa sikap Dimas masih bisa ia tolerir, bukan karena hatinya seluas samudera karena bagaimanapun dirinya hanya manusia biasa yang mempunyai rasa sakit hati, hanya saja mempermasalahkan hal kecil seperti ini tidak akan membuahkan apa-apa selain masalah besar yang akan menjadi pangkalnya (BoY, hal. 173)
Jika kamu enggak bisa lepasin aku, maka aku yang akan lepasin kamu Ar, bukan karena menganggap tak berarti persahabatan kita yang sudah terjalin lama, namun ada kalanya kita hanya punya satu pilihan untuk bahagia, yaitu melepaskan (BoY, hal. 200)
Ada kalanya kita hanya bisa memiliki orang yang kita cintai di dalam hati, tidak di dalam kehidupan nyata (BoY, hal. 202)
Karena sejatinya jika kita mencoba berdamai dengan masa lalu, tidak akan pernah ada kebencian dan kesakitan di masa depan (BoY, hal. 206)
Mencintai seseorang selama itu bukan suatu kesalahan (BoY, hal. 210)
Terkadang dalam cinta butuh sebuah pengorbanan besar, namun pada akhirnya semua akan terbayar lunas ketika kita dapat meraih apa yang kita tuju. Mungkin akan ada begitu banyak badai yang siap menerjang, atau topan yang porak poranda, asalkan kita melewatinya bersama, saling bersandar, saling menguatkan, semua akan terlewati dengan mudah (BoY, hal. 211)
Kejujuran akan perasaan yang dipendam lama akan terasa lebih baik bila diungkapkan. Bukankah di dalam menjalin sebuah hubungan juga dibutuhkan kejujuran selain kepercayaan, saling menghargai, keterbukaan, kasih sayang dan cinta?
(Asri Rahayu MS - 20 Juni 2015)
saya senang sekali ketika menemukan list buku self publish di blog buku karena masih sangat jarang ada blog buku yang meresensi buku self publish. Saya suka sekali dengan jalan cerita buku ini kak... Dan ketika melihat buku ini di daftar isi kakak, saya langsung meluncur... suka juga dengan quotes-quotes diatas... manisss... :D
ReplyDeletenanti kalo sempat di review ya kak Asri... pengen baca review dari kak Asri... hehe :D