Penulis : Laini Laitu
Penerbit : Media Kita
ISBN : 978-979-794-501-5
Kategori : Romance
Holaaa..
Hari apakah ini? *mendadak amnesia datang menyerang*.. Waa.. Ditengah-tengah kerjaan yang menumpuk, aku sempatin buat posting Review ini.. Nggak tahu kenapa, begitu bukunya datang beberapa hari yang lalu, dan dapat kesempatan buat baca baru hari minggu kemarin, langsung sekali baca tamat.. yeayyy.. Alhamdulillah.. Oh ya.. Kemarin aku baru aja selesai ngadain Giveaway Cinta Adelia. Adakah di antara kalian yang ikutan dan jadi pemenang? Selamat yaaa.. Semoga suka sama bukunya..
Oke, langsung aja yaaa.. Kita intip review kali ini..
And the synopsis..
Awalnya aku menjalani kehidupan normal seperti remaja lain. Namu, semua berubah sejak aku bertemu dengan Nada, gadis manis yang mampu mengalihkan duniaku. Dia selalu mengacuhkanku, yang justru membuatku semakin penasaran.
Saat muncul ide untuk menikahinya, bukannya mendukungku, papa malah mengatakan aku sudah gila. Bocah 20 tahun dan masih kuliah bisa apa, katanya.
Well, akan kubuktikan kalau aku bukan seorang bocah, melainkan seorang Calon Imam!
Here we go..
Menyerah sebab tidak ada harapan untuk bersamanya, tetapi bukannya kesempatan itu selalu ada untuk dia yang selalu berusaha (CI, hal. 24)
Mendapatkan sesuatu dengan usaha sendiri pasti hasilnya akan jauh terasa memuaskan (CI, hal. 40)
Konon, aku harus kuat sebagai lelaki, tetapi faktanya aku hanyalah orang biasa yang bisa sakit karena cinta (CI, hal. 56)
Nada itu memegang teguh prinsip tidak pacaran sebelum halal (CI, hal. 64)
Aku lelaki dan sudah sepantasnya berani mengambil risiko, baik itu ditolak atau diterima (CI, hal. 66)
Saat ini aku percaya akan pendapat yang mengatakan kalau patah hati mempengaruhi berat badan. Faktanya adalah, hanya karena patah hati aku tidak nafsu makan, bisa dibayangkan kalau hati ini tidak sembuh dalam waktu dekat (CI, hal. 73)
Terima kasih mau menjadi pendamping hidupku. Terima kasih mau menjadi imamku (CI, hal. 93)
Cinta memang buta, sampai-sampai dulu aku tidak menyadarinya (CI, hal. 95)
Tidak perlu alasan kenapa mencintai seseorang karena hati yang telah memilihnya (CI, hal. 96)
Aku memang bodoh. Aku bodoh karena mencintaimu dengan buta, menjatuhkan hati kepada orang yang tidak kukenal (CI, hal. 99)
Kalau kamu menikahiku itu berarti kamu bukan hanya menerima aku, tetapi juga keluargaku (CI, hal. 111)
Jodoh, kalau Tuhan sudah menentukan tidak ada yang bisa mengelak atau pun memilih (CI, hal. 126)
Saat dua hati dan pikiran berbeda disatukan tentu saja tidak sepenuhnya cocok (CI, hal. 131)
Kalau sudah rezeki memang tidak akan ke mana. Tuhan memang selalu memberi jalan keluar kepada setiap umatnya (CI, hal. 135)
Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Jadi, sekarang tugasmu melakukan yang terbaik untuk keluarga kecilmu (CI, hal. 148)
Seorang lelaki sejati tidak akan mengajak seorang wanita yang dia yakini adalah tulang rusuknya, belahan jiwanya untuk berpacaran. Namun, langsung dengan mendatangi dan meminta ayah / wali dari wanita tersebut untuk menyerahkan anaknya kepada lelaki tersebut untuk dinikahi dan dinafkahi lahir bati, dilindungi dan disayangi. Bukankah kalimat 'qobiltu nikaha' terasa menyenangkan didengar daripada kalimat 'ayo berpacaran'? (Asri Rahayu MS - 30 Agustus 2015)
Membaca novel ini membuat aku langsung terhenyak. Tak banyak memang kejadian dalam novel ini ada di dalam kehidupan nyata. Namun, tema yang diangkat sungguh amat sangat menyentuh perasaan saya. Pesan yang disampaikan pun bisa saya tangkap dengan amat sangat baik. Mba Laini Laitu menyampaikannya dengan bahasa yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui. Semoga ke depannya, aku masih bisa menikmati dan membaca karya mba Laini selanjutnya. Teruslah berkarya.. Keep writing!
Ahhhh,,, senangnya bukuku di.review lagiii....
ReplyDeleteMakasih banyak ya Asri udah koleksi CI bonus review #kecupkecup
Aamiin ya Rabb, semoga ada yang selanjutnya...
kamu juga ya semoga segera bertemu Calon Imam :)
Alhamdulillah.. Terimikisiiiii kembaliii.. *pelukpelukk*
DeleteAamiiinn.. menanti buku mba Laini untuk mendapatkan 2 rumah barunya..
Aamiinn.. semoga mba Laini juga segera bertemu sama Calon Imamnya :)