Baca juga yaa.. (Mencari Calon Imam bareng Mbak Laini Laitu)
Holaaa...
Setelah kemarin kita Mencari Calon Imam bareng Mbak Laini Laitu, nah, sekarang saatnya kita Ngemil Wafer Vanilla bersama Mbak Indah Hanaco.
Udah
kenal kan yaa sama mbak Indah Hanaco? Udah
tau kan novel karya Mbak Indah Hanaco? Yang belum kenalan, kenalan dulu yuk di tempat terindah di kebun teh sembari menikmati wafer rasa vanilla bersama Mbak Indah Hanaco. Buat yang udah kenal, akan lebih mengenal dan jatuh cinta
dengan karya-karyanya.. Ho.. ho.. ho..
Oke, simak yuk acara Bincang Santai bareng Mbak Indah Hanaco..
Hallo, mbak
Indah, apa kabarnya? Waaahhh, lagi sibuk apa nih sekarang, mbak? Selamat atas
launching novel terbarunya yang bener-bener bikin mupeng ^^
Halo, Princess
yang belum menemukan Prince-nya. Seperti biasa, kesibukanku sehari-hari adalah
menulis. Setiap hari, sepanjang aku berada di rumah, menulis adalah aktivitas
yang nggak pernah terlewatkan.
Ehm, mbak Indah,
maaf yaa, ganggu waktunya sebentar. Boleh nanya-nanya kan, mbak? Ehm, mbak
Indah, kalau boleh tau nih, hobi menulis itu sejak kapan sih, mbak? Ceritain
dong, mbak, awal mula naskahnya diterbitin sama berbagai penerbit di Indonesia,
mbak? *semoga nantinya di dunia juga ya, mbak* Penasaran banget hehe..
Boleeehhh dong.
Apa sih yang nggak boleh buat Princess :) *aawww, co cuitt*
Aku hobi nulis
sejak SMP. Waktu itu, ada orang yang berutang ke almarhum Bapak tercinta.
Karena nggak bisa bayar, akhirnya orang itu menyerahkan mesin tiknya. Nah, aku
merasa menemukan dunia baru karena benda itu. Meski awalnya tiap kali belajar
mengetik membuat jari-jari berubah jadi jempol semua, tapi aku suka mendengar
suara mesin tik bergema. Mulailah dari situ menulis macam-macam. Tapi, tentu
saja tulisannya nggak keruan.
Saat SMA, aku
mulai berani menulis cerpen. Sampai akhirnya dimuat di majalah Aneka Ria.
Waduhhh, senangnya luar biasa. Waktu itu, honornya lumayan, Rp75.000,00. Zaman
dulu, uang sebesar itu sudah bisa beli bakso berikut gerobaknya J
Pas kuliah aku
masih menulis cerpen. Waktu itu lumayan rutin dimuat di Kawanku. Tapi setelah
bekerja dan akhirnya menikah, aku hampir nggak pernah menulis lagi. total, aku
berhenti menulis lebih dari 10 tahun.
Suatu ketika,
aku dan suami berinvestasi yang berakhir buruk. Singkatnya, uang ratusan juta
melayang. Supaya aku nggak terlalu memikirkan soal itu, suamiku yang super
sabar itu menyarankan agar aku menulis lagi. Begitulah awalnya. Aku pun mulai
menulis novel, hal yang tergolong nekat dan menyusahkan karena terbiasa
menuntaskan cerpen.
Kebetulan di
saat yang sama ada lomba menulis novel yang diselenggarakan sebuah penerbitan.
Eits, jangan kira aku menang. Aku nggak sehebat itu. Tema naskahku romance dan lombanya untuk novel islami.
Konyol, kan? Begitulah kalau nggak mencari informasi yang tepat. Gagal total,
itu pasti.
Naskah itu
akhirnya kurevisi lalu kukirim ke penerbit. Tiga minggu kemudian, aku dikabari
editor bahwa naskah itu akan diterbitkan. Saat ditelepon, aku mirip orang dungu
yang mendadak berubah tuli. Aku sampai meminta editorku untuk mengulangi
kata-katanya sampai 3 kali! Akhirnya, lahirlah novel perdanaku, Mendua. Novel
ini diterbitkan oleh Gagas Media.
Setelah itu, aku
justru lebih fokus menulis nonfiksi. Aku pernah menulis buku tentang homeschooling, matematika, hingga bank soal. Setelah tahun 2012 barulah
aku kembali konsen menulis fiksi.
Ceritanya
panjang, ya? Semoga Princess nggak keburu ngantuk bacanya. *nggak ngantuk, malah seneng, banyak tambahan ilmu*
Kalau boleh tau
nih, mbak, ada alasan khusus nggak, mbak, mbak Indah memilih judul dari setiap
novel mbak Indah dalam 2 bahasa, Inggris dan Indonesia. Boleh tau alasannya,
mbak? Kemudian bisa diceritain nggak, mbak, kenapa mbak Indah, memilih genre romance dalam setiap karya mbak?
Tertarik untuk mengambil genre lain, mbak, mungkin?
Satu hal yang
ingin kuluruskan, aku nggak cuma menulis romance *ahahah, iya, soalnya taunya kan tadinya cuma romance doang, mbak*.
Untuk fiksi, aku pernah menulis novel berbau petualangan, kisah nyata, novel
anak, paduan thriller dan sains, hingga
novel psikologi. Jadi, boleh dibilang sampai saat ini aku justru nggak punya
spesifikasi. Aku menulis apa yang memang ingin kutulis.
Soal pilihan
judul, umumnya itu diputuskan oleh editor. Nggak ada alasan khusus tentang
pilihan bahasa. Memilih judul dalam bahasa Inggris bukan berarti supaya keren.
Kadang, ada kata-kata yang nggak bisa diungkapkan dalam bahasa Indonesia,
begitu juga sebaliknya.
Novel-novel awal
yang kutulis, menggunakan judul dari editor karena aku nggak bisa membuat judul
yang oke. Baru belakangan ini aku mencoba bekerja lebih keras memilih judul.
Hingga akhirnya judul pilihanku di-ACC. Misalnya : Tuhan untuk Jemima, Heartling, Saujana Cinta, Perfect
Purple, atau You Had Me At “Hello”.
Adakah cerita di
balik penulisan semua karya mbak Indah tersebut? Ada tantangan/kesulitan
tersendiri nggak, mbak? Kalau ada, di cerita apa, bab berapa, mbak?
Semua tulisanku
punya cerita sendiri. Punya kesulitan sendiri. Entah kenapa, aku tipe penulis
yang menyandang kutukan “rempong di pertengahan bab”. Selama ini, masalah
selalu muncul di pertengahan bab. Buntu mendadak. Tapi aku berusaha tetap
menulis meski jadinya lambaaaann.
Mbak Indah,
apakah setiap kali mbak Indah menulis cerita selalu disertai dengan riset?
Biasanya waktu yang dibutuhkan itu berapa lama, mbak?
Riset itu harus,
apalagi kalau mau menulis sesuatu yang aku nggak tahu banyak. Biasanya sih, aku
mengumpulkan bahan-bahan utama yang dibutuhkan sebelum mulai menulis. Sementara
perncarian info tambahan disambi saat menulis.
Untuk waktunya
sendiri, aku nggak punya target khusus. Tapi biasanya nggak lama, berkisar 2-4
hari. Karena meski klise, bagiku, waktu adalah uang. Selagi bisa dan punya
waktu, aku harus memanfaatkannya dengan produktif.
Belakangan, aku
kadang bikin tulisan berdasarkan pengetahuan yang baru kudapat. Aku berusaha
keras untuk menyelipkan informasi penting di setiap novelku dengan konsisten.
Ssstt... aku banyak nyontek dari buku-buku sains punya anak-anakku *nyontek komik favoritku gimana, mbak? hihi*
Ada rencana
nggak, mbak Indah, setelah Love in Edinburgh (yang kebetulan masuk ke
Wishlistku), akan ada karya terbaru mbak Indah yang akan terbit dalam waktu
dekat ini? Atau ada rencana lain di dalam karir kepenulisan mbak Indah?
Usai Love in
Edinburgh, ada dua novel yang sudah terbit. Saujana Cinta dan To Be With You.
Setelahnya, Insya Allah novel kedua dari seri Around The World with Love yang
berjudul Love in Auckland akan dirilis. Juga ada novel Before Sunrise.
Rencana lain
belum ada. Pengin alih profesi jadi pengusaha, tapi nggak punya modal. Atau,
Princess berminat ngasih pinjaman? *sinii, kukasih wafer ajah*
Mungkin, buat
yang belum tau mengenai karya mbak Indah, bisa diceritain sedikit
mbak, mengenai karya-karya mbak secara
singkat?
Karena jumlahnya
agak lumayan dan kalau diketik semua bisa bikin jari kejang (ini memang lebay
sih) aku pilih judul yang terbit selama tahun 2016 saja, ya.
Perfect Purple
Ada Neal si
aktivis pelindung paus dan Milly remaja pemberontak yang ogah kuliah di jurusan
pilihan orangtuanya. Ini novel Young Adult bertema petualangan, menceritakan
serba-serbi kehidupan para aktivis selama berjuang melawan penangkapan paus di
Kutub Selatan. Romance-nya ada, tapi
dikiiittt.
Upaya Neal dkk
untuk menyelamatkan paus itu, sangat seru. Semua yang terjadi selama berlayar,
didasari kisah nyata yang dialami para kru Sea Shepherd, organisasi nirlaba
yang melindungi hewan laut yang terancam punah. Aku menulis novel ini setelah
nonton film dokumenter berjudul Whale Wars.
Delicious
Marriage
Novel tentang
kehidupan rumah tangga pasangan Keith-Milly. Tokoh ceweknya punya nama sama
dengan di Perfect Purple. Milly itu nama seorang teman yang sangat kuhormati,
sosok perempuan tangguh yang bikin kagum.
Delicious
Marriage ini novel dewasa yang membahas jatuh-bangunnya kehidupan rumah tangga
baru dua tokoh utamanya. Full romance,
tentu saja. Kalau pengin tahu cara kreatif memanfaatkan cokelat leleh, madu,
dan krim kocok, ini bacaan yang tepat.
Love in
Edinburgh
Di sini pembaca
akan diajak terbang ke Edinburgh, London, dan Jakarta bersama Katya-Sebastian.
Temanya religi tapi jenis yang ngepop. Berkisah tentang kehidupan seorang
korban KDRT yang melarikan diri dari negaranya dan menyumbangkan banyak
tenaganya sebagai relawan di Edinburgh.
Ada serba-serbi
perusahaan parfum dan berbagai badan amal di sini. Novel yang seru karena
memiliki konflik yang rapat dengan twist
di sana-sini.
Saujana Cinta
Judulnya
terinspirasi dari lagu “Saujana” karya band
favoritku, KLa Project. Di sini pembaca diajak berkenalan dengan Alec Kincaid
dan Pia Miriam. Masih bercerita tentang orang-orang yang memilih menjadi
pelindung paus, tapi masih ada aktivis lingkungan lainnya.
Porsi romance-nya cukup dominan, juga ada
lumayan banyak pengetahuan. Mulai soal lingkungan, racun, hingga hadis yang
bisa dibuktikan secara sains. Konfliknya pun padat. Novel ini bicara tentang
Alec yang rela menukar imannya atas nama cinta. Namun pada akhirnya, ketika
Allah berkenan meniupkan iman ke dada Alec, hidupnya pun berubah drastis.
To be with You
Novel ini
merupakan sekuel dari My Better Half yang terbit akhir 2014 silam. Pembaca
diajak berkenalan dengan Declan Eugene Arsjad dan Ludmilla Farani di sini. Karena
aku memang lagi kagum banget sama semua aktivis, jadi tema yang diangkat di
sini pun nggak jauh-jauh dari itu. Tapi di sini porsi utamanya romance, kok. Soal aktivis ini Cuma
dikiiitttt.
Declan seorang
aktivis yang terbiasa keliling dunia untuk kampanye, sementara Ludmilla pemilik
toko cokelat. Mereka berdua belajar bahwa cinta itu tidak bisa diprediksi. Hati
tidak bisa disuruh-suruh untuk memuja atau membenci seseorang. Hati punya
kompas sendiri.
Menurut
mbak Indah sendiri, blogger buku itu penting nggak sih, mbak, dalam
karir kepenulisan mbak Indah saat ini?
Jujur, dulu sih
aku nggak mikirin soal ini. Cuek soal promo, palingan ngetwit dan bikin status
di FB. Tapi sejak setahun lalu aku mulai berpromo dengan minta bantuan
teman-teman blogger. Seiring
berjalannya waktu, aku menyadari kalau kerja sama dengan para blogger itu penting untuk promo.
Makanya, sekarang aku “memanfatkan” para blogger
dengan sadar, hahaha. *nyimak sambil ngunyah wafer*
Yang terakhir
ya, mbak Indah. Ada pesan nggak untuk para pembaca setia novel mbak Indah? Dan
juga untuk para blogger buku, mbak?
Untuk para
pembaca, aku berusaha menjadi “toko serba ada” yang menawarkan aneka cerita
dengan tema yang berbeda-beda. Hingga saat ini, aku belum mampu mengambil
spesialisasi dalam hal menulis. Tujuannya sederhana saja, ingin memuaskan banyak
pembaca. Sekaligus meningkatkan skill
menulisku. Semoga kalian suka.
Untuk para blogger buku, tolong jangan terlalu
fokus sama typo di naskah. Tapi
konsentrasilah sama kekurangan dari sisi plot, karakter, atau setting. Supaya penulis mendapat “harta
karun” untuk memperbaiki diri. *sstt, diam jangan dikomenin, bahaya*
Seringnya, kritik
nggak akan kena sasaran jika dibungkus dengan kalimat-kalimat yang kasar dan
tak enak dibaca. Yang ada, penulis keburu mulas. Mau baca pun tak berminat.
Kritik takkan kehilangan maknanya hanya karena ditulis dalam bahasa yang
santun.
***
Gimana
bincang santai Peek A Book bareng mbak Indah Hanaco? Asyik kan?
Seru banget kan? Jadi, tambah bikin nggak sabar menanti karya
selanjutnya, lagi dan lagi. Kira-kira temanya masih tetap romance
atau akan berubah haluan menjadi apakah?
Atau jangan-jangan nanti kisahnya tentang princess vanilla yang bertemu dengan prince wafer? Aw.. aw.. aw.. Kita tunggu saja
tanggal mainnya.
Makasih
banyak, mbak Indah Hanaco, sudah bersedia meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang santai sama Peek A Book. Semoga dengan ini bisa menjadikan
kita makin akrab yaa, mbak *akrab, catet*. Hi.. hi.. hi..
Untuk novel dari mbak Indah Hanaco yang sudah terbit adalah :
Asyikkk, kelar sudah bincang santai Peek A Book bersama dengan Indah Hanaco. Diantara novel karya Mbak Indah Hanaco di atas, manakah yang sudah kalian baca? Don't go anywhere, tetap stay tune yaaa di blog Peek A Book.
***
Bincang santai ini menjadi pilihan dari Peek A Book untuk ikut meramaikan postingan di blog ini. Setelah adanya Guest Post, akhirnya Peek A Book menambah satu postingan baru yaitu Bincang Santai. Semoga dengan adanya postingan ini, semakin menambah pertemanan di antara para blogger dan penulis yaaa..
***
Tentang Indah Hanaco :
puluhan buku nonfiksi dan buku anak.
Wah bincang bareng Mba Indah seru banget dey :) Aku sudah baca hampir semuanya, belum punya yang Home-Schooling dan In-Absentia. Oiya, Princess jangan lupa masukkan yang The Curse of Beauty ya, itu ada aku sebagai endorsenya loh ;p
ReplyDeleteAyoooo koleksi Buku Mba Indah Hanaco dan selamat jatuh cinta!!!!
Seru kan? Itu sambil ngemil wafer lhooo.. Coba sambil cuci mata liat cogan, alamat deh tambah seru :P
DeleteAku beluuummm.. hiks... Ampuuunnn..
Belum masuk yaa? Waa.. tar kumasukkin deh..
Waa.. endorse.. aku endorse wafer ajah dehhh :p
Aku jatuh cinta bangetttt :))
Wow panjangnya hehehe
ReplyDeleteIya :)
DeleteMakasih, sudah meninggalkan jejak :)
Mba Indah memang luar biasa. Aku baru punya beberapa novelnya. Dan waww.... novel-novelnya menarik. Butuh dollar ka.
ReplyDeleteYup, novel-novelnya memang bikin jatuh cinta :))
DeleteNovelnya banyak ya. Tapi sayang belum satu pun yang aku baca. Pinjemin dong. Hehehe
ReplyDelete