Baca
juga yaa.. (A Little Time Cappucino with Riawani Elyta)
Holaaa...
Apa kabarnya kalian? Masih semangat puasa kan yaa? Terima kasih banyak buat kalian yang masih setia bersama Peek A Book di rubrik Bincang Santai ini. Kali ini ada yang special lho di rubrik Bincang Santai.
Udah tau kan yaa, kalau di twitter lagi seru ada Baca Bareng novel Around the World with Love Series batch 2. Pada ikutan nyimak nggak nih? Ceritanya jangan ditanya, pasti keren, bikin baper, melting, jatuh cinta, nano-nano deh.
Udah tau belum yang nulis siapa aja? Yup, ada mbak Indah Hanaco, mbak Irene Dyah, mbak Arumi E, mbak Silvarani. Udah ada yang punya koleksi bukunya belum? Udah komplitkah? Kalau belum komplit, yuk, segera dikoleksi 8 bukunya. Karena.. bakalan ada batch 3 lho. Nah lho, siap-siap nabung yaaa..
Oke, berhubung ini Special banget di Bincang Santai kali ini, aku mau ajak kalian berbincang-bincang sama 4 penulis kece kita.. Penasaran? Simak yuk..
Hallo, mbak cantik.. Apa
kabarnya? Lagi sibuk apa nih sekarang? Nanya dikit boleh dong yaa?
Silvarani
Hello Asri. Kabar baik.
Alhamdulillah. Kesibukan masih seputar menulis, mengajar Prancis, dan menjalani
hari-hari dengan penuh suka cita #Asiiiiik :).
Nanya? Boleh nggak, ya?
Boleh, dong!
Indah Hanaco
Kabar
baik, Princess. Sibuknya, sudah pasti berhubungan sama dunia tulis-menulis.
Boleh nanya, tapi jangan susah-susah, ya? Eh, jangan lupa sediain wafer dan
milo juga
Irene
Dyah
Hai
Princess..
Lagi nulis untuk ATWWL yg ketiga
(ihiiiy..), tentang Ajeng -- lanjutan dua novel pertamaku dulu (ihiiiy lagi)
Pasti banyak yg menanti deh. Ya kaaan..
:D *anaknya pede*
Arumi E
Halo juga Asri. Biasa deh,
sedang sibuk nulis lanjutan Love in Sydney nih ;) Boleh …
Boleh diceritain nggak
nih awal mula tercetusnya ide buat nulis Around the World with Love Series ini?
Bermula dari manakah? Atau mungkin bisa kayak Asri yang tiba-tiba nemu ide pas
lagi nyapu, mandi, atau ngelamun wkwkwk..
Silvarani
Terima kasih untuk
pertanyaannya. Awal ide dari Around the World with Love ini
berasal dari grup What’s App kita berempat dan editor kita (Mbak Arumi, Mbak
Irene, Mbak Indah, Aku, dan editor kesayangan kita tersebut). Mbak Irene
mencetuskan bagaimana jika kita bersatu untuk membuat buku serial yang nantinya
cantik jika terpajang di toko buku. Akhirnya, dapatlah ide untuk menulis novel
serial islami dengan setting di berbagai kota cantik di dunia.
Indah Hanaco
Mulanya, Mbak Irene lihat beberapa kaver novel dengan
gaya ilustrasi yang mirip dari suatu penerbit, berjajar di toko buku dan
kelihatan cakep. Dari situ, muncullah obrolan untuk membuat sebuah seri.
Sebenarnya, obrolannya lebih ke arah sekadar iseng. Sembari berharap juga, sih.
Soalnya, kalau mau realistis nih, siapalah kami sampai berani berharap
dibikinin sebuah seri oleh penerbit terbesar di Indonesia.
Namun, kalau sudah rezeki, nggak ada yang mustahil. Tanpa
terduga, sinyal positif datang dari editor tersayang yang tak boleh disebutkan
namanya (semacam Voldemort gitu). Sampai akhirnya kami meeting di bulan
Oktober. Dari situ, diputuskan untuk menjadikan setting di kota-kota besar
dunia sebagai benang merahnya. Fokus utamanya tentang kehidupan si tokoh di
luar negeri, genrenya pop religi. Tapi, bukan religi yang berat. Intinya, kisah
di seri ini bicara cinta. Empat penulis membawa sendiri versi religinya
masing-masing ke dalam cerita.
Irene Dyah
Ide munculnya Around The World With Love ini karena
ngeliat display buku di toko buku.. Terus ngebayangin, lucu juga kali yaa kalau
bikin serial yang ditulis bareng-bareng dengan benang merah sama, dengan cover
cantik, terus nanti dipajang berjejer di toko buku..
Dari situ, kita obrolin sesama penulis
dan editor.. Alhamdulillah jadi deh. Dan antusiasme pembaca sungguh luar
biasa..
*ciumin satu satu*
Terima kasih yaa...
Arumi E
Awalnya
dari obrolan kami berempat di grup whatsapp, aku, Mbak Indah Hanaco, Mbak Irene
Dyah, dan Silvarani. Kami ingin membuat kisah yang memiliki satu tema. Kami
mematangkan ide, menyampaikan ke editor, dan didukung penuh. Editor kami langsung
bikin jadwal deadline. Dan kami harus kirim synopsis secepatnya. Bahkan
penerbit menyiapkan covernya lebih dulu, padahal kami belum selesai menulis
naskahnya. Waah, senang sekali didukung penuh oleh penerbit kami.
Untuk risetnya sendiri,
memakan waktu berapa lama? Untuk novel Around the World with Love Series Batch
1 dan batch 2 ini? Apakah ada deadline khusus untuk penulisan novel ini?
Silvarani
Deadline diberikan oleh
editor kita. Setiap novel diberikan waktu sekitar tiga bulan. Kalau riset,
setiap penulis dan setiap cerita beda-beda jangka waktunya. Kalau saya, ketika
menulis “Love in Paris” dan “Love in London” risetnya sekitar sebulan.
Indah Hanaco
Deadline sudah pasti ada. Batch 1 cuma diberi waktu sekitar 1,5
bulan. Meeting di bulan Oktober,
deadline pertengahan November, novel terbit awal Februari. Batch 2 agak lama, sekitar 3 bulan. Sementara batch 3 kira-kira 5 bulan.
Soal riset, aku pribadi nggak pernah mau berlama-lama.
Buatku, kadang riset untuk mencari nama bisa lebih lama dibanding riset untuk
setting. Karena kalau belum mendapat nama yang dirasa bisa membuat tokohku
bernyawa, aku belum bisa nulis. Untuk menentukan nama kadang bisa makan 3-4
hari.
Balik lagi soal riset setting, aku biasanya full browsing dan baca buku soal setting
maksimal 5 hari. Buatku, jauh lebih sulit menentukan bagian mana yang akan
diangkat ke cerita karena harus bisa menopang plot. Kalau nggak ada hubungan
sama cerita, ya jangan dipakai.
Dan karena seri ATWwL bukanlah kisah nyata atau buku travel, itu memberi kebebasan buatku.
Aku nggak mau terjebak menjelaskan detail tentang suatu kota. Museum-museum
atau bangunan terkenalnya, misalnya. Kecuali memang berhubungan dengan cerita.
Ketika ada suatu area yang harus diceritakan, maka
mati-matianlah aku riset di bagian itu. Seperti di Love in Edinburgh,
contohnya. Aku harus mencari tahu sedetail mungkin tentang distrik Leith yang
ada di cerita. Download peta dan rute
bus Lothian yang menjadi moda transportasi darat di sana. Meskipun pada
akhirnya cuma ditulis dalam satu atau dua paragraf saja.
Irene Dyah
Tentang riset. Saya perlu waktu lumayan
panjang untuk risetnya. Dengan proses mematangkan outline, kira-kira sebulan..
Karena Maroko ini negara yang unik
banget, jadi banyak detil yang ingin saya angkat.
Jadinya seru kaan, ada gimmick-gimmick
yang barangkali sebelumnya kita nggak tahu. Seperti kebiasaan orang Marrakesh
minum jus jeruk segar, hebohnya belanja karpet, atau tentang Blue City yang
seluruh kotanya berwarna biru indah..
Tapi untuk batch ketiga nanti, tidak
perlu riset lagi karena saya menulis tentang kota yang pernah saya tinggali.
Hehehe jadi masih hafal ..
Tiap batch ada deadline dari penerbit.
Arumi E
Sejak awal kami sudah
memilih masing-masing mau setting kota apa. Aku pribadi di batch 1 memilih kota
Adelaide karena ada temanku yang tinggal di sana. Dia punya teman baik orang
Jerman keturunan aborigin. Aku sering mendengar cerita dia bagaimana kehidupan
di Adelaide. Lengkap dengan foto-fotonya. Walau temanku itu non muslim, dia
sampai bela-belain memotret masjid yang ada di Adelaide, juga toko-toko yang
menjual makanan halal. Jadi proses risetnya mudah sekali berkat bantuan temanku
itu. Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, ya, editor memberi kami deadline
khusus. Bahkan setelah kami mengumpulkan naskah untuk batch 1, kami harus sudah
mulai riset judul selanjutnya, lalu editor memberi deadline lagi yang harus
kami tepati.
Boleh diceritain dikit
aja, garis besar dari Around the World with Love Series ini? Apakah ada benang
merahnya di setiap series? atau inti dari cerita Around the World with Love
Series ini apakah?
Silvarani
Around The World With
Love Series ini menceritakan bagaimana islam di berbagai belahan dunia. Akan
tetapi, tidak melulu menceritakan komunitas islam di luar negeri, tetapi bisa
juga menceritakan bagaimana perjuangan seorang muslim atau muslimah yang tengah
menjalani keseharian di kota-kota cantik yang minoritas muslimnya. Cinta yang
dibahas di dalam novel ini juga begitu lembut dan manis. Tak hanya cinta antar
laki-laki dan perempuan, tetapi juga cinta antar saudara, keluarga, sahabat,
dan tentunya cinta kepada Tuhan. Meskipun sarat dengan hal-hal bermakna reliji,
cara penyampaiannya tidak menggurui dan gamblang. Tak jarang tokoh utamanya pun
juga sedang belajar mendekatkan diri kepada Tuhan.
Indah Hanaco
Seperti jawaban di nomor 2, benang merahnya
adalah kota-kota cantik di seluruh penjuru dunia. Inti ceritanya tentang
kehidupan umat muslim di luar negeri, suka dan dukanya sebagai kaum minoritas
(untuk ceritaku).
Aku pribadi, mengangkat tema toleransi dan
sedikit sains. Aku juga berusaha memasukkan beberapa pengetahuan baru. Tentang
seluk-beluk dunia parfum serta aktivitas badan amal di Love in Edinburgh.
Tentang kesibukan seorang chef,
bridal consultant, hingga kehidupan
di panti jompo dalam novel Love in Auckland.
Khusus untuk Princess, aku mau bocorin soal batch 3, Love
in Pompeii. Aku membahas tentang serba-serbi balapan Formula One. Karena hero-nya, Callum Kincaid, seorang
pembalap. FYI, Callum ini saudara kembarnya Alec Kincaid di novel Saujana
Cinta. Oh ya, pembaca juga akan diajak jalan-jalan ke Napoli dan Pompeii
Irene Dyah
Intinya adalah tentang cinta yang diungkapkan
dalam kisah yang santun dan iman. Lalu untuk setting-nya kami dibebaskan untuk
mengambil negara-negara di dunia, agar pembaca bisa mengetahui tentang islam di
berbagai tempat, juga budaya dan kearifan lokalnya..
Arumi E
Benang
merahnya adalah pengalaman seorang muslim tinggal di luar negeri, bagaimana
kehidupan di sana. Kami ingin sama-sama belajar bersama pembaca, membuka
wawasan, bahwa kehidupan muslim di setiap negara itu berbeda. Di tempat yang
muslim minoritas, tantangnnya mungkin sedikit lebih besar dibanding muslim di
Indonesia. Tapi bukan berarti menjadi muslim di kota di mana muslim hanya
minoritas itu sulit. Tetap mudah jika menjalaninya dengan baik, toleransi
kepada sesama. Selalu ada orang yang paham bahwa ada kewajiban-kewajiban yang
harus kita lakukan selaku seorang muslim. Selama tetap bersikap baik, maka
orang lain pun akan membalas dengan sikap baik.
Biasanya nih, apakah
dalam setiap penulisan Around the World with Love Series ini ada pengalaman
pribadi yang tertuangkan di dalam cerita tersebut? Atau pengalaman teman,
saudara, mungkin?
Silvarani
Setiap penulis mungkin
punya jawaban yang berbeda-beda. Kalau saya, ceritanya sendiri hasil imajinasi,
tetapi gambaran kota-kotanya saya riset dan banyak bertanya kepada saudara atau
teman yang tinggal di sana atau kerja dan kuliah di sana.
Indah Hanaco
Kalau aku, lagi keranjingan nonton film-film
dokumenter. Jadi, cukup banyak porsi kisah nyata yang kumasukkan di cerita,
berdasarkan apa yang kutonton. Underground Magnate yang diikuti Sebastian dalam
Love in Edinburgh, didasari acara Secret Millionaire. Profesi Kelly sebagai bridal
consultant di Love in Auckland, sedikit banyak terpengaruh dari acara
Amsale Girls.
Kehidupan Callum Kincaid sebagai pembalap di
Love in Pompeii, bentuk penghormatanku tiada akhir untuk pembalap favorit
sepanjang masa, Michael Schumacher.
Irene Dyah
Alur utama Love in Marrakech, Love in Blue
City murni kisah fiktif.
Tapi hal-hal pendukung di dalamnya, ada
juga yang saya ambilkan dari pengalaman teman. Kisah Noemie dalam Love in Blue
City misalnya, bersumber dari cerita nyata seorang teman yang dimuat
dalam buku Meniti Cahaya, yaitu tentang Islam di Perancis.
Arumi E
Untuk yang batch 1, 2, 3,
tidak ada pengalaman pribadiku. Semua murni hanya imajinasi. Khusus untuk Love
in Adelaide, ada sedikit pengalaman dari teman warga Australia keturunan
Aborigin. Bagaimana hidup bagi mereka tidak mudah walau di negeri tanah moyangnya
sendiri. Kisah ini yang ingin kubagi kepada pembaca. Namun untuk batch 4,5,6
nanti, mungkin aka nada sedikit sentuhan pengalaman pribadiku, sedikit saja,
hanya sebagai inspirasi, karena kota-kota yang aku pilih nanti adalah kota-kota
yang memang pernah aku singgahi.
Menurut mbak, seorang
blogger buku itu seberapa pentingkah di mata seorang penulis?
Silvarani
Tentu penting sekali.
Dengan blogger buku, para penulis dapat mempromosikan bukunya ke para pembaca
buku di luar sana. Bersama-sama, kita dapat membuat berbagai program seru.
Misalnya saja “Give Away Novel”, “Baca Bareng di twitter”, dan lain-lain.
Blogger buku juga merupakan sahabat penulis yang dapat memberi masukan,
kritikan, dan komentar di setiap karya sang penulis.
Indah Hanaco
Buatku, blogger buku cukup penting untuk
membantu promo novelku yang sudah keluar. Karena itu aku memanfaatkan bantuan
mereka, mulai dari bikin blog tour
sampai baca bareng.
Irene Dyah
Penting banget. Blogger bisa jadi jembatan
antara penulis dengan pembacanya.
Juga sangat berharga pendapat serta
masukannya untuk karya-karya saya ..
Arumi E
Sekarang
ini setelah bekerjasama dengan beberapa blogger buku, aku merasakan bahwa
sebagai seorang penulis sangat terbantu memperkenalkan buku karyaku kepada
calon pembaca. Dari berbagai acara yang kami buat bersama, juga dari review
bukuku yang dibuat blogger. Semua itu pasti ada dampak positifnya. Akan semakin
banyak calon pembaca yang mengetahui kehadiran buku-bukuku.
Pesan dan kesan kalian
untuk para blogger buku dong.. Ada kritikan dan saran mungkin?
Silvarani
Pesan dan kesan untuk
para blogger buku, teruslah nge-blog dan mereview buku agar teman-teman pecinta
buku di luar sana mudah mendapatkan info tentang berbagai hal mengenai dunia
perbukuan. Untuk kritik dan sarannya, sejauh ini belum ada. Pokoknya sukses
buat teman-teman blogger semuanya dan terima kasih banyak atas bantuan dan
dukungannya kepada kami selama ini.
Indah Hanaco
Nggak usah kritikan dan saran ya, tapi
harapan aja deh. Aku berharap bisa terus kerja sama bareng blogger-blogger
buku. Aku sudah sering bekerja sama dengan beberapa blogger, mudah-mudahan bisa
membuka peluang berkolaborasi dengan blogger lainnya.
Semoga kerja sama yang terbangun bisa
memberi manfaat. Jangan sungkan memberi masukan demi peningkatan kualitas para
penulis.
Irene Dyah
Banyak membaca, banyak mengulas secara
obyektif, dan open minded..
Saya juga sangat menghargai teman2
blogger yang mau beramah tamah dengan penulis.. Seneeeng, jadi nambah temen,
mempererat silaturahim :)
Arumi E
Hubungan penulis buku dan blogger buku
adalah hubungan simbiosis mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan satu
sama lain. Karena itu akan baik sekali jika kita bukan hanya bekerjasama, tapi
juga berteman. Penulis butuh masukan untuk tulisannya, blogger tentu saja
sangat diharapkan masukannya, bukan hanya sekadar kritik. Kritik tentu
dibutuhkan, selama disampaikan dengan santun disertai saran yang kelak bisa
membantu penulis meningkat kualitas karyanya. Saling menghargai profesi
masing-masing, karena pada dasarnya kita sama, sama-sama senang menulis, hanya
saja di media yang berbeda.
***
Gimana bincang santai Peek A Book bareng 4 penulis kece?
Asyik kan? Seru banget kan? Jadi, tambah bikin nggak sabar menanti karya
selanjutnya, lagi dan lagi. Kira-kira ada kejutan apa nih di Batch 3? Hmm..
Kita tunggu saja tanggal mainnya.
Makasih
banyak, mbak Indah, mbak Irene, mbak Arumi, mbak Silvarani, sudah bersedia
meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang santai sama Peek A Book.
Semoga dengan ini bisa menjadikan kita makin akrab yaa, mbak *akrab, catet*. Hi.. hi.. hi..
Untuk karya dari Around the World with
Love Series yang sudah terbit adalah :
Asyikkk,
kelar sudah bincang santai Peek A Book bersama dengan 4 penulis kece. Sudahkah kalian mengoleksi kedelapan bukunya? Buat yang sudah baca, gimana kesan-kesan kalian setelah membaca series tersebut? Share yuk disini, bareng aku. Don't go
anywhere ya, tetap stay tune yaaa di blog Peek A Book.
***
No comments:
Post a Comment
Feel free to leave comments ya :)
Any comments about anything, except SPAM is welcome.
Thank you for visiting, sobat! :)