Penulis :
Ba Yue Chang An
Penerbit : Haru
ISBN :
6027742666
And the synopsis..
Benarkah waktu dapat mengikis perasaan cinta?
Hal terakhir yang diingat He Man adalah ia sedang berbulan madu dengan suaminya, Xie Yu. Namun, tiba-tiba gadis itu terbangun di rumah sakit dan sudah bercerai. He Man mengalami amnesia dan lupa akan lima tahun terakhirnya.
Hal terakhir yang diingat He Man adalah ia sedang berbulan madu dengan suaminya, Xie Yu. Namun, tiba-tiba gadis itu terbangun di rumah sakit dan sudah bercerai. He Man mengalami amnesia dan lupa akan lima tahun terakhirnya.
Ia tidak mengerti mengapa ia bisa bercerai dari Xie Yu padahal mereka saling mencintai. Ia tidak mengerti mengapa sahabatnya sekarang malah menjadi musuhnya. Ia tidak mengerti mengapa seakan semua orang membencinya.
Ketika He Man berusaha mengumpulkan kembali kenangan dan ingatannya, ia mulai menemukan hal-hal yang tidak pernah ia duga sebelumnya
Here we go..
Manusia
memang hidup mengandalkan ingatannya
Saat sedang asyik menikmati bulan madu bersama dengan suaminya, Xie Yu, He Man mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang. Motor yang mereka tumpangi menabrak pohon. Mereka berdua selamat hanya saja He Man mengalami amnesia. Hampir selama lima tahun, kehidupannya berubah.
He Man tak percaya tatkala sang kakak, He Qi, memberitahunya jika He Man dan Xie Yu sudah bercerai selama kurang lebih setengah tahun. He Man tak mempercayai begitu saja, dia yakin kalau mereka berdua masih saling mencintai.
Seberapa besarkah kemampuan manusia untuk dapat menerima suatu kenyataan
hidup? Hanya orang yang pernah terluka begitu parahnya yang akan bisa
mengerti. Asalkan masih hidup, kita pasti bisa melalui apa pun yang akan
terjadi selanjutnya.
Xie Yu menjadi serba salah saat mendengar mantan istrinya mengalami kecelakaan. Dia bahkan terpaksa meninggalkan kekasihnya, Lily, demi menjaga He Man. Xie Yu bahkan mengizinkan He Man untuk tinggal bersamanya sementara.
Dokter memang mengatakan jika He Man mengalami amnesia. Namun, dokter juga tidak bisa memastikan kapan ingatan He Man akan kembali lagi. Dokter menyarankan He Man untuk kembali berhubungan dekat dengan orang-orang terdekatnya, siapa tau cara tersebut mampu memulihkan kembali ingatannya. Cara satu-satunya adalah bertanya langsung kepada Xie Yu dan sahabatnya, Xiao Huan, yang sekarang malah memusuhinya.
Terkadang
aku berharap ingatanku tidak akan kembali selamanya. Aku takut tidak akan
mencintaimu lagi saat aku kembali bisa mengingatnya. Dan terkadang, sebaliknya.
Aku malah berharap ingatanku bisa cepat pulih. Dengan begitu, aku tidak akan
mencintamu lagi, dan posisi kita berdua akan sama sekarang
Membaca novel ini membuat perasaanku campur aduk. Cerita mengenai kisah amnesia mungkin sudah banyak sekali ada, entah di televisi atau melalui sebuah cerita. Namun, cara mengemasnya benar-benar berbeda. Kenapa? Karena cerita ini mampu membuat aku kehabisan stok coklat dan tissue. Mengharukan banget, air mataku susah berhenti.
Disini kita juga diajak untuk memahami dan mempelajari serta bersyukur jika ingatan adalah salah satu hal yang penting di dalam diri kita. Terutama dalam hubungan sesama manusia.
Saat kita baru saja menjalin hubungan, rasanya begitu menyegarkan.
Kemudian, perlahan mulai timbul bau tidak sedap, tapi tidak tega
membuangnya. Meski sudah mencoba membuang jauh-jauh hubungan yang sudah
kadaluwarsa itu, He Man yang pelupa tetap akan memungutnya kembali dan
mencoba memakannya
Sebenarnya, agak kurang nyaman saat penyebab retaknya hubungan He Man dan Xie Yu tidak diungkit sama sekali, namun itu tak menjadi masalah. Karena aku sudah terlanjur terhanyut di dalam ceritanya. Gaya penulisannya juga asyik, mudah dipahami dan sangat enak dibaca. Foot notenya juga udah oke. Terlebih konflik antara He Man dengan orang-orang terdekatnya, dibahas pelan-pelan, tidak tergesa-gesa. Penulis menuliskan dengan sudut pandang dari kedua belah pihak. Jadi, pembaca lebih memahami masing-masing tokoh. Alasan mereka bercerai pun, sebenarnya sudah nggak bikin jadi surprise buat aku. Aku lebih tersentuh dan menghayati kisah pernikahan mereka yang lambat laun berubah menjadi perpisahan. Jadi teringat quote bikinan sendiri, "Melepaskan lebih baik daripada menahannya disisi namun terasa menyakitkan".
Sangat suka sama ceritanya. Apalagi di bagian ending yang membuat aku sempat terkecoh. Kirain bener-bener udah ending, ehhh, ternyata masih ada ending yang asli yang bikin nyesek banget. MJJ banget dah. Tapi, aku sama sekali nggak keberatan. Tetap suka pakai banget.
Cinta kalah melawan sakit, juga kalah melawan kematian. Namun, cinta
akan selamanya hidup di dalam ingatan manusia, akan menancapkan akarnya
dengan kuat di dalam otak manusia
No comments:
Post a Comment
Feel free to leave comments ya :)
Any comments about anything, except SPAM is welcome.
Thank you for visiting, sobat! :)