Holaaa...
Setelah kemarin kita Berfantasi Ria
bersama Prisca Primasari, and now it's time for Menikmati Gemericik Air sambil Bercerita
Novel dengan Windry Ramadhina.
Udah kenal belum nih sama mbak
Windry? Udah tau kan buku karya mbak Windry? Yang belum kenalan, kenalan dulu
yuk sama mbak Windry. Buat yang udah kenal, akan lebih mengenal dan jatuh cinta
dengan karya-karyanya.. Ho.. ho.. ho..
Oke, simak yuk acara Bincang Santai
bareng mbak Windry..
Hallo, mbak Windry, apa kabarnya? Waaahhh,
lagi sibuk apa nih sekarang, mbak?
Halo juga, Asri. Aku sehat, dan selalu
berusaha melalui hari dengan produktif. Saat ini, aku sedang sibuk menulis, pastinya.
Ada proyek novel yang sedang
kukerjakan.
Ehm, mbak Windry, maaf yaa, ganggu
waktunya sebentar. Boleh nanya-nanya kan, mbak? Ehm, mbak Windry, kalau
boleh tau nih, hobi menulis itu sejak kapan sih, mbak?
Aku senang bercerita sejak kecil, tetapi baru menulis sejak pertengahan
2007. Sebelum itu, aku bercerita lewat gambar, dengan membuat komik. Aku
memutuskan untuk serius menulis setelah mengikuti Bengkel Novel Dewan Kesenian
Jakarta.
Bisa diceritain nggak, mbak, kenapa mbak
Windry, memilih genre romance dalam setiap karya mbakak? Tertarik untuk
mengambil genre lain, mbak, mungkin?
Sebenarnya, aku
tidak hanya menulis novel roman. Beberapa karyaku masuk kategori fiksi umum dan
drama yang menonjolkan pencarian jati diri dan konflik keluarga, seperti Memori, Montase, Walking After You,
dan bahkan Last Forever—walau novel
yang terakhir ini lebih mudah dikategorikan sebagai roman. Aku juga menulis novel dewasa muda (Interlude) dan drama kriminologi (Metropolis). Yang murni roman hanya Orange dan London: Angel.
Adakah cerita di balik penulisan semua
karya mbak Windry tersebut? Ada tantangan/kesulitan tersendiri nggak, mbak?
Kalau ada, di cerita apa, bab berapa, mbak?
Setiap novel
punya cerita di baliknya. Setiap kisah yang kusampaikan kepada pembaca mewakili
satu bagian dari diriku. London: Angel,
misalnya, mewakili aku yang menyukai hujan, yang percaya bahwa hujan membawa
keajaiban. Memori dan Last Forever mewakili
kegelisahan-kegelisahanku sebagai perempuan. Sementara itu, Montase dan Walking After You mewakili hal-hal yang kusukai.
Tantangan saat
menulis banyak. Kesulitan terbesar barangkali kurasakan saat menulis Metropolis karena novel itu butuh banyak
sekali riset. Aku harus belajar forensik, hukum pidana,macam-macam senjata api,
dunia mafia narkotika, bahkan mengintip salah satu perumahan yang terkenal
sebagai tempat peredaran narkotika. Melelahkan sekali, tetapi juga sangat
menyenangkan.
Mbak Windry, apakah setiap kali mbak Windry menulis
cerita selalu disertai dengan riset? Biasanya waktu yang dibutuhkan itu berapa
lama, mbak?
Aku selalu
berusaha untuk riset. Bagaimana pun, detail-detail dalam kisahku harus akurat.
Aku ingin memberikan karya yang baik kepada pembaca, yang punya integritas.
Lama riset berbeda-beda, 1-9 bulan tergantung data yang harus dikumpulkan. Jika
aku sudah tahu data apa persisnya yang dibutuhkan, aku akan lebih mudah
mencarinya. Riset pun menjadi lebih cepat.
Ada rencana nggak, mbak Windry, setelah Last
Forever, akan ada karya terbaru mbak
Windry yang akan terbit dalam waktu dekat ini? Atau ada rencana lain di
dalam karir kepenulisan mbak Windry?
September ini,
novel kesembilan aku terbit. Angel in The
Rain.Novel ini memiliki nuansa yang serupa dengan London: Angel dan Walking
After You. Magis, sedikit sendu, tetapi manis. Tokoh dan kisahnya pun
berkaitan. Tetapi, novel ini tetap bisa berdiri sendiri. Kategorinya murni
roman.
Sebelum akhir
tahun, semoga novel kesepuluh aku juga bisa terbit. Saat ini, naskahnya sudah
di tangan editor. Nuansanya ringan, lucu, dan manis. Ini juga masuk kategori
roman. Judulnya belum bisa kuberi tahu. Tetapi, dalam waktu dekat aku akan tampilkan
potongannya di www.windryramadhina.com.
Mungkin, buat yang belum tau mengenai karya mbak Windry, bisa
diceritain sedikit mbakak, mengenai karya-karya mbak secara singkat?
Bagiku, menulis adalah wujud dari harapan. Jadi, dalam novel-novelku
aku selalu menyelipkan harapan. Aku ingin memberi rasa lega di hati pembaca
setiap mereka selesai membaca novelku. Aku ingin mereka percaya bahwa semua
akan baik-baik saja.Pastinya kita menemui banyakmasalah dalam kehidupan ini,
tetapi kita tidak boleh menyerah. Aku ingin menyampaikan itu dalam
novel-novelku.
Menurut mbak Windry sendiri, blogger buku itu penting
nggak sih, mbak, dalam karir kepenulisan mbak Windry saat ini?
Penting, dong. Aku
tidak pernah merasa cukup berterima kasih kepada para blogger buku yang membaca
dan membahas karyaku di situs mereka. Menurutku, itu salah satu bentuk
apresiasi yang bisa memacu penulis untuk terus berkarya.
Yang terakhir ya, mbak Windry. Ada pesan nggak untuk
para pembaca setia novel mbak Windry? Dan juga untuk para blogger
buku, mbak?
Aku bahagia dan sangat bersyukur pembaca-pembaca mau
menerima kisah-kisahku selama ini.Harapan aku, semoga kami bisa terus
bersinggungan lewat kisah-kisah yang kutulis.
***
Gimana bincang santai Peek
A Book bareng mbak Windry? Asyik kan? Seru banget kan? Jadi, tambah bikin
nggak sabar menanti karya selanjutnya, lagi dan lagi. Kira-kira apakah karya
selanjutnya sesuai dengan apa yang mbak Windry cita-citakan? Hmm.. Kita tunggu
saja tanggal mainnya.
Makasih banyak, mbak Windry, sudah
bersedia meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang santai sama Peek A
Book. Semoga dengan ini bisa menjadikan kita makin akrab yaa, mbak *akrab, catet*. Hi.. hi.. hi..
Untuk
karya dari Windry yang sudah terbit adalah :
Asyikkk, kelar sudah bincang santai Peek
A Book bersama dengan Windry. Sudah punya karya Windry di atas? Belum? Yuk,
buruan koleksi karya-karya Windry tersebut. Don't go anywhere, tetap stay
tune yaaa di blog Peek A Book.
***
Bincang santai ini menjadi pilihan dari Peek A Book
untuk ikut meramaikan postingan di blog ini. Semoga dengan adanya
postingan ini, semakin menambah pertemanan di antara para blogger dan penulis
yaaa..
***
Tentang
Windry :
Penulis yang menyukai arsitektur, fotografi, dan
Jepang ini pertama kali menerbitkan novel berjudul Orange pada tahun 2008,
disusul oleh novel berjudul Metropolis. Dan di tahun 2016 ini, novel terbarunya
yang berjudul Angel in The Rain akan terbit.
ternyata bagi penulis, pelatihan menulis pun punya porsi yang penting. Dan dari sekian banyak novelnya saya baru baca 2 judul: Montase & Memori
ReplyDeleteRecent Post: Rekapan Buku September 2016
Suka banget sama deskripsi di novel-novel Mbak Windry, "kaku" tapi nyenengin. kayak lihat cowok ganteng tapi pendiam dan cuek. Hahahha!
ReplyDeleteAku setuju dengan mbak Windry, riset itu penting banget supaya pembaca nggak merasa dibodohi..
ReplyDelete