Penulis : Merry Maeta Sari
Penerbit : Elex Media Komputindo
ISBN :9786020250694
Kategori : Le Marriage, Fiksi, Romantis
Haiiii..
Malam minggu ini apa yang kalian lakuin buat ngisi waktu? Kalau aku jelas banget, ngabisin stok novel yang mesti aku review. Masih banyak sih, tapi tetep semangat.. hehe..
Ngga usah banyak narasi kali yaa, langsung aja gimana? Udah ngga sabar kan yaa? Oke, let's peek the book.
And the synopsis..
Aga
HAH?! NGGAK MAU KETEMU? Aku syok. Dasar gadis aneh. Dia sendiri yang mau dijodohkan denganku, kenapa dia malah tak mau bertemu denganku? Keluargaku juga aneh, bisa-bisanya mereka menjodohkanku dengan gadis aneh itu, siapa namanya? Aira siapa? Lalu.. Dia phobia kamera? Jadi aku tak akan bisa melihat fotonya terlebih dahulu. Ah.. terserahlah. Aku juga terpaksa menerima perjodohan ini, karena aku akan segera menduduki salah satu kursi direksi di usiaku yang telah mencapai kepala tiga.
Aira
Apa tadi mereka bilang? Pria yang akan kunikahi nanti akan kabur? Cih.. yang benar saja! Emosiku secara mendadak meningkat tajam. Oh, jadi lelaki yang tadi kubilang imut itu mau berontak? Begitu caranya? Mempermalukan keluargaku? Mau sok drama? Dan eh, di drama-drama biasanya kan pengantin perempuan yang kabur. Ini kenapa malah pengantin prianya yang mau kabur?
Menikah dengan orang
yang disayangi dan menyayangi kita pasti menjadi impian semua orang.
Tapi apa yang terjadi kalau kita menikah dengan orang yang tidak kenal?
Demi membahagiakan orangtua, kita harus melakukannya. Itulah yang dialami oleh Aga dan Aira. Sempat kabur dari akad nikah yang kemudian digagalkan oleh keluarga, mau tidak mau pernikahan harus dilangsungkan. Ternyata pernikahan tidak seburuk yang mereka pikirkan, walaupun banyak kejadian-kejadian aneh, lucu, membahagiakan dan sedih. Kehadiran orang di masa lalu juga mewarnai pernikahan mereka.
Here we go..
Mungkin cinta kan ada.. karena terbiasa (AWAS, hal. 3)
Nggak penting apa makanannya, yang penting itu sama siapa kita makannya (AWAS, hal. 36)
Kadang, memang sedikit susah berada dalam posisi seorang pewaris (AWAS, hal. 97)
Katanya kalau jaga anak perempuan itu lebih susah daripada anak laki-laki (AWAS, hal. 114)
Katanya anak-anak memang perlu melihat kemesraan orangtuanya, dengan batas yang wajar tentunya misalnya kayak cium pipi atau sekedar pelukan hangat, atau saling memanggil dengan panggilan sayang. Kamu tahu kan, anak-anak itu mudah sekali meniru orang dewasa. Kalau kita membesarkannya dengan kasih sayang, dan memberi contoh bagaimana berkasih sayang, dia bakal tumbuh jadi anak yang penuh kasih sayang. Selain itu, nunjukkin kemesraan kita, bisa buat anak berpikir kalau kita saling menyayangi, jadi anak-anak ngerasa aman dan nyaman berada di tengah-tengah orangtua yang saling menyayangi. Dan berpikir kalau kita nggak akan ninggalin mereka (AWAS, hal. 199)
Bagi cowok, mereka itu biasanya cinta dulu baru berani melakukan sentuhan, kalau cewek, dari sentuhan mungkin bisa tumbuh cinta (AWAS, hal. 215)
Kami dua manusia berbeda, dengan isi kepala yang berbeda, karakter berbeda, dan terkdang pendapat berbeda (AWAS, hal. 257)
Demi membahagiakan orangtua, kita harus melakukannya. Itulah yang dialami oleh Aga dan Aira. Sempat kabur dari akad nikah yang kemudian digagalkan oleh keluarga, mau tidak mau pernikahan harus dilangsungkan. Ternyata pernikahan tidak seburuk yang mereka pikirkan, walaupun banyak kejadian-kejadian aneh, lucu, membahagiakan dan sedih. Kehadiran orang di masa lalu juga mewarnai pernikahan mereka.
Here we go..
Mungkin cinta kan ada.. karena terbiasa (AWAS, hal. 3)
Nggak penting apa makanannya, yang penting itu sama siapa kita makannya (AWAS, hal. 36)
Kadang, memang sedikit susah berada dalam posisi seorang pewaris (AWAS, hal. 97)
Katanya kalau jaga anak perempuan itu lebih susah daripada anak laki-laki (AWAS, hal. 114)
Sesuatu hal yang menyenangkan adalah ketika seseorang ingin membuatmu kesal tapi kamu bisa membalasnya dengan lebih menyebalkan, sehingga orang itu jauh lebih kesal dari yang kamu rasakan (AWAS, hal. 159)
Katanya anak-anak memang perlu melihat kemesraan orangtuanya, dengan batas yang wajar tentunya misalnya kayak cium pipi atau sekedar pelukan hangat, atau saling memanggil dengan panggilan sayang. Kamu tahu kan, anak-anak itu mudah sekali meniru orang dewasa. Kalau kita membesarkannya dengan kasih sayang, dan memberi contoh bagaimana berkasih sayang, dia bakal tumbuh jadi anak yang penuh kasih sayang. Selain itu, nunjukkin kemesraan kita, bisa buat anak berpikir kalau kita saling menyayangi, jadi anak-anak ngerasa aman dan nyaman berada di tengah-tengah orangtua yang saling menyayangi. Dan berpikir kalau kita nggak akan ninggalin mereka (AWAS, hal. 199)
Bagi cowok, mereka itu biasanya cinta dulu baru berani melakukan sentuhan, kalau cewek, dari sentuhan mungkin bisa tumbuh cinta (AWAS, hal. 215)
Kami dua manusia berbeda, dengan isi kepala yang berbeda, karakter berbeda, dan terkdang pendapat berbeda (AWAS, hal. 257)
Dan aku yakin setiap pasangan memiliki caranya tersendiri untuk berkompromi satu sama lain (AWAS, hal. 257)
Dalam pernikahan, selain cinta dan kasih sayang, dibutuhkan kejujuran, rasa saling percaya, menghargai, dan keterbukaan
(Asri Rahayu MS - 27 Juni 2015)
Aw..so sweet..jadi kangen mas bojo. *hiks
ReplyDeleteHueeee... Kok malah kangen mas suami sihhh, makkk..
DeleteKangen aku ajah sini *abaikan*
Kalau mak diba kangen mas suami, aku kangen ma sapa yaa? *Hiks